Mereka terpaksa menjalani karantina karena datang dari wilayah zona merah Covid-19.
Untuk memutus mata rantai penyebarannya, mereka sementara waktu harus menjalani masa karantina selama 14 hari lamanya di gedung Graha Wisata Solo.
Dalam kesempatan tersebut, Rudi, panggilan akrab Walikota Solo, meminta warga agar jangan meremehkan virus Covid-19.
"
Ojo ngremehke (jangan merehkan) virus corona karena virusnya tidak kelihatan, tetap pakai masker, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, hindari keramaian, jangan bergerombol," ujar Rudi, dilansir dari
Kantor Berita RMOLJateng, Rabu (6/5).
Rudi juga menyebutkan, saat ini banyak pemudik dari luar daerah yang tidak jujur. Datang ke kota Solo sembunyi-sembunyi. Dirinya khawatir kondisi tersebut berbahaya dan berpotensi penularan Covid-19.
"Lha kok tikus-tikusan, kalau kucing-kucingan gini kan jadi repot kita. Pulangnya kucing-kucingan. Tahu-tahu di Solo banyak mobil pelat nomor B, R, D, banyak yang dari luar," katanya.
Saat ini lanjut Rudi, yang paling dibutuhkan adalah kesadaran dari masyarakat para pemudik. Mereka mau menjalani karantina di Graha Wisata Niaga agar penularan virus corona bisa diminimalisir.
"Meski yang datang ke karantina banyak namun yang sudah dipulangkan juga banyak. Baik yang ada di Graha Wisata Niaga maupun di Ndalem Joyokusuman," jelasnya.
Rudi sebut sampai saat ini pihaknya tetap melakukan pemantauan terhadap pemudik yang tidak melaporkan diri ke Posko di Graha Wisata Niaga.
Ada indikasi para pemudik memilih datang ke hotel langsung. Mengantisipasi hal tersebut pihaknya akan bekerjasama dengan perhotelan untuk melakukan pendataan.
"Banyak (pemudik) yang stay di hotel. Bisa jadi mobil plat luar daerah itu langsung ke hotel, kita enggak ngerti. Kita akan tracking semua, kerja sama dengan hotel," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: