Hingga Minggu kemarin (3/5), jumlah kasus positif sudah tembus angka 11.192 orang, meninggal dunia 845 orang, dan sembuh 1.876 orang.
Melihat data tersebut, sudah barang tentu persentase penularan di dalam negeri masih cukup tinggi. Oleh karenanya, masyarakat terus diajak untuk peduli terhadap diri sendiri dan orang lain agar tidak tertular, yakni dengan cara tetap di rumah.
Namun, dampak yang dirasakan masyarakat adalah meras jenuh karena sudah hampir 2 bulan terus berada di rumah.
Sebagian masyarakat memang berhasil menemukan kegiatan yang menarik untuk dilakukan bersama-sama keluarga.
Tapi, sebagian lagi tidak bisa menemukan kegiatan menarik atau hal baru bagi dirinya maupun keluarganya. Hanya berputar-putar pada rutinitas yang sama.
Oleh karena itu, dalam jumpa pers pagi ini, Senin (4/5), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menghadirkan pegiat sosial kemasyarakatan, yang bergerak di bidang pertanian modern, atau urban farming.
Pegiat Indonesia Berkebun, Winartania menjelaskan, pihaknya sudah menaungi 48 kota dan kampus di seluruh wilayah di Indonesia. Ia berharap, di masa pandemik corona ini makin banyak anggotanya.
"Kebetulan kita sebelum ada
social distancing sudah mulai berkebun, setelah
social distancing banyak yang bertanya bagaimana berkebun di rumah," ucap Winartania dalam jumpa pers virtual di Gedung graha BNPB, Senin (4/5).
Saat ini, Winartania mengaku banyak masyarakat yang mulai tertarik menanam di rumah. Ia pun memberikan tips-tips yang biasa dia bagikan di akun Instagramnya,
@idberkebun.
"Tanamlah tanaman simpel tapi bisa mencukupi kebutuhan di rumah. Yang banyak dikunsumsi warga. Misalnya bayam, kangkung, dan itu tanamnya enggak terlalu susah. Kita bisa tanam yang mudah, kalau berlebih kita bisa jual," beber Winartania.
Untuk media tanamnya, disarankan menggunakan hidroponik, jika lahan terbatas. Lanjut Winartania, penanaman dengan metode hidroponik bisa menggunakan pipa, sehingga bisa diset luasan lahannya melebar ke atas, atau menggunakan sistem vertikal.
"Ini enggak perlu lahan yang luas, tapi bisa ke atas. Atau bisa di dinding. Tapi itu perlu mengetahui gerak matahari. Karena seperti sayuran butuh 6 jam matahari. Bagusnya (matahari) pagi," sebut Winartania.
Namun, untuk masyarakat yang senang menanam di media tanah, karena halamannya luas, maka diperlukan pupuk untuk menanam sayur-sayuran. Winartania pun membagikan cara membuat pupuk kompos sendiri.
"Kalau misalnya sekarang mau mulai berkebun, pupuk itu tersedia di dapur kita, dari sampah organik menjadi kompos. Gimana caranya? Kalau saya dengan lubang biopori, sampah organik bisa masuk ke situ, jadi langsung menutrisi tanah. Atau kalau mau pakai komposter yang Tong itu juga bisa," dia menambahkan.
Bagi masyarakat yang mau mulai belajar bercocok tanam, Indonesia Berkebun punya siaran langsung cara menanam sayuran setiap harinya, yakni dimulai pukul 09.00 WIB.
"Akun instagramnya
@idberkebun. Ada tema berkebun di atap, tema berkebun secara aquaponic, itu ada," pungkas Winartania.
BERITA TERKAIT: