Dalam diskusi yang diselenggarakan di Masjid Al-Munawarah, Ciganjur, Jakarta Selatan, setidaknya ada 12 tantangan yang tengah dihadapi bangsa saat ini.
Di antaranya eksploitasi alam dalam orientasi pembangunan yang menekankan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dianggap mengabaikan pengetahuan tradisional yang mengorbankan keberlanjutan lingkungan.
Selanjutnya modernitas yang dibanggakan tidak digali secara maksimal dari pengetahuan dan kearifan tradisional, ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kelompok rentan, segregasi ruang antarkelompok masyarakat berdasarkan perbedaan identitas yang merupakan sisa-sisa praktik berpikir kolonial.
"Adanya moderasi kelompok dimana masyarakat majemuk rentan perpecahan, sementara moderasi dan rekonsiliasi kultural makin merosot," ucap salah satu tim perumus Rembug Budaya, Hairus Salim di kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).
Selain itu, adanya dehumanisme akibat teknologi serta kegagapan teknologi. Ultra konservatisme agama yang menguatnya dan menantang kebudayaan, politisasi kebudayaan dan agama yang mengakibatkan ketegangan dan perpecahan.
Tantangan berikutnya yakni kebudayaan berorientasi pada pasar konten media sosial yang didominasi oleh hal yang banal. Kemudian kontribusi Indonesia terhadap pengembangan kebudayaan dunia masih minim, serta belum adanya penyelolaan budaya dari ngara secara efektif dan masyarakat sipil yang sudah kuat namun belum solid.
Tantangan kebudayaan tersebut dirumuskan oleh 14 orang. Di antaranya Agus Noor, Hikmat Darmawan, Putut Wijanarko, Restu Gunawan, Hairus Salim, Susi Ivvaty, Ngatawi Al-Zastrouw, Pendeta Suarbudaya Rahardian, Nia Dinata, Putu Fajar Arcana, Faisal Komandobat, Wahyu Susilo, Aak Abdullah Kudus dan Alissa Wahid.
BERITA TERKAIT: