"Dari hasil gelar perkara, Kami tetapkan tiga orang sebagai tersangka. Dua orang dari PT Saputra dan satu orang dari PT NKE," kata Kapolda Jatim, Irjen Luki Hermawan dikutip dari
Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (22/1).
Tiga tersangka tersebut adalah RH, AL dan R. Untuk peran dari tiga tersangka tersebut, Kapolda berjanji akan menyampaikan secara detail dalam jumpa pers yang akan disampaikan Rabu (23/1).
"Yang jelas, Ketiga orang ini sudah cukup kuat bukti-buktinya untuk dijadikan tersangka, InsyaAllah besok akan kami rilis lengkap dengan barang bukti beserta video detik-detik ambrolnya Jalan Raya Gubeng, kami punya semuanya," jelas Luki.
Disampaikan Luki, penetapan tersangka itu dilakukan setelah penyidik melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap sejumlah perusahaan dan saksi-saksi yang terlibat dalam proyek galian di Jalan Gubeng.
"40 saksi sudah kami periksa dan mereka dari 16 perusahaaan yang terlibat dalam pengerjaan proyek tersebut," kata Luki.
Dari hasil penyidikan yang dilakukan Polda Jatim, masih kata Luki, perencanaan proyek itu dimulai tahun 2012 dan dikerjakan pada 2013.
"IMB keluar tahun 2015 dengan dua lantai ke bawah dan 20 ke atas kemudian tahun 2017 keluar lagi IMB untuk pembangunan tiga lantai ke bawah dan 11 serta 26 lantai ke atas. Dan speknya juga berbeda-beda," demikian Luki.
Jalan Raya Gubeng ambles pada 18 Desember 2018 sekitar pukul 20.00 malam. Amblesnya Jalan Gubeng tersebut merupakan efek dari adanya galian basemen milik PT Saputra Karya. Sedangkan untuk kontraktornya adalah PT Nusa Kontraktor Enjiniring Tbk.
[jto]