Dia terkejut lantaran di dusun tersebut terhampar kebun teh seluas satu hektare. Kehadiran kebun teh di Pulau Bangka tentu menjadi hal yang aneh. Sebab, teh bisa berkembang di dataran tinggi, sementara Bangka terbilang memiliki dataran yang rata-rata rendah.
Pemilik kebun, Ko Aoan menjelaskan bahwa teh yang ditanamnya itu bernama Teh Tayu, sesuai dengan nama dusun. Kebun teh ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan merupakan tanaman turun temurun dari keluarga atau leluhur mereka.
Singkat cerita, kata dia, tanaman teh yang berjumlah 2.000 batang ini, ditanam kembali di area seluas kurang lebih 1 hektare. Teh rutin dipanen tiga kali selama sebulan.
“Teh Tayu ini kami jual tanpa pengawet, alami, segar. Khasiatnya untuk kolesterol, darah tinggi, diet, dan lainnya. Untuk pemasarannya sudah se-Bangka Belitung. Bahkan ada dari luar Bangka Belitung juga yang beli. Cuma kita tidak ada viralkan,†ungkap Ko Aon seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLBabel, Sabtu (8/12).
Ia berharap, kedatangan gubernur yang meninjau langsung kebun teh tayu milik mereka, bisa membantu, termasuk pemasaran/promosi, dan jalan akses dari desa menuju ke kebun ini.
Gubernur Erzaldi menilai Teh Tayu sebagai peluang bisnis baru. Terutama, untuk UMKM bagus. Apalagi, pengelolaannya sederhana dan teh telah mempunyai nilai jual yang baik.
“Khasiat teh ini, menurunkan kolestrol, darah tinggi, diet. Jadi, kita mau Teh Tayu ini, ke depan kita bina. Nanti akan saya sampaikan ke Dinas Koperasi dan UMKM untuk menurunkan petugas di sini, packing kita perbaiki, sertifikati halal dan lain sebagainya kita munculkan,†janji Erzaldi.
Dia juga berjanji akan memperbaiki akses jalan menuju Dusun Tayu.
“Mudah- mudahan dua-duanya kita perhatikan, baik jalan menempuh ke kebun teh ini maupun pembinaan perkebunan ini,†pungkasnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: