Tim tersebut berada dalam Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Sukanto. Khususnya, di Tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Bareskrim Polri di rumah sakit tersebut.
Hal itu diungkapkan Mendagri Tjahjo Kumolo setelah menemui keluarga korban pesawat nahas itu di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (1/11).
"Kami membawa tim dari Dukcapil untuk 24 jam posko di sini," kata Tjahjo.
Diharapkan, kehadiran Tim Dukcapil di RS Polri mampu mempercepat proses identifikasi korban. Bantuan diberikan karena tidak semua penumpang membeli tiket menggunakan e-KTP. Orang bisa membeli tiket secara online tanpa harus menggunakan e-KTP.
Sementara, lanjutnya, data e-KTP yang dimiliki oleh Tim Inafis hanya berjumlah 150 juta data penduduk. Sementara, jumlah penduduk Indonesia saat ini sudah mencapai 263 juta jiwa.
"Sisanya kami bawa ke sini kita sinkronisasi dengan Inafis untuk mempercepat data," jelasnya.
"Supaya bisa bersama-sama dengan Tim Inafis untuk mempercepat data baik sidik jari," harapnya.
Sejauh ini, baru satu potongan tubuh korban yang berhasil diidentifikasi. Dia adalah wanita asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur bernama Jannatun Cyntia Dewi. Potongan tubuh Jannatun berhasil diidentifikasi dengan menggunakan metode pencocokan sidik jari pada tangan kanan. Sidik jari yang di-scan itu dimasukan dalam data kependudukan. Hasilnya, identitas warga Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur itu pun yang muncul.
Potongan tubuh Jannatun pun langsung diserahkan ke pihak keluarga malam tadi. Almarhumah Jannatun langsung diterbangkan ke kampung halamannya pagi tadi, lalu dimakamkan siang ini.
[lov]
BERITA TERKAIT: