Tidak tanggung-tanggung, Sutopo menyabet dua penghargaan sekaligus dalam acara bertajuk “Komunikasi Cerdas dan Mencerahkan†itu. Kedua penghargaan itu adalah Tokoh Komunikasi Kemanusiaan dan Communicator Of The Year 2018.
Namun demikian, Sutopo diwakili oleh perwakilan BNPB saat menerima penghargaan tersebut. Ini lantaran dia sedang menjalani kemoterapi untuk mengobati penyakit kanker yang dideritanya.
Dia menyampaikan rasa terima kasih kepada para awak media yang selalu memberitakan tentang penanganan bencana.
“Media mampu menyelamatkan masyarakat dari bencana,†paparnya sebagaimana keterangan tertulis yang diterima, Senin (15/10)
Sementara mengenai penghargaan yang didapat, Sutopo mengaku mendedikasikannya kepada semua insan kemanusiaan, yang selalu hadir membantu korban bencana.
“Saya hanya penyambung lidah dari semua yang dilakukan para pelaku kemanusiaan,†sambungnya.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Niken Widiastuti menjelaskan bahwa acara ini digelar untuk memberikan penghargaan kepada insan komunikasi di tanah air. Anugerah diberikan kepada para tokoh yang dengan gigih dan konsisten menggerakkan komunikasi dan informasi
“Pemerintah memberikan apresiasi pada tokoh yang mempunyai kontribusi luar biasa dalam bidang ini (komunikasi). Ada komunikasi kemanusiaan, komunikasi kebangsaan, literasi, dan banyak kategori lainnya,†ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengajak masyarakat untuk tidak menjadi bagian penyebar informasi bohong atau
hoax. Masyarakat juga diminta untuk cerdas dalam memilah berita.
“Kita jangan ikut membuat
(hoax) dan jangan ikut menyebarkan. Banyak masyarakat aktif membuat konten dan di unggah di medsos, tapi ada yang baik ada juga tidak baik seperti menghasut memfitnah dan informasi bohong,†tambah Niken.
Selain Sutopo, penerima Anugerah Komunikasi Indonesia 2018 dalam acara ini antara lain Kampung Cyber (komunitas literasi digital), Angkie Yudistia (tokoh literasi komunikasi sosial), Muhammad TWH (tokoh kurator komunikasi jurnalistik), Kasepuhan Cipta Gelar (komunikasi harmoni sosial), dan Pesantren Al Kasyaf (komunitas pemberdayaan komunikasi).
Selanjutnya, Michael Yarisetouw (pegiat komunikasi kepemudaan), George Arnold Awi (tokoh komunikasi kebangsaan), dan Mafindo (komunitas literasi digital).
[ian]
BERITA TERKAIT: