Saksi mata Dadang Ali (67) dan Dede (56), menyatakan tidak semua bobotoh ikut melakukan pengeroyokan tersebut.
Dadang yang merupakan penjual bakso di pintu biru Stadion GBLA setiap Persib bertanding ini, menceritakan bahwa saat kejadian dirinya dan lokasi korban berjarak sekitar 5 meter.
"Jadi saat itu saya lihat ada kerumunan, dan saya melihat ada orang dipukuli lalu saya mencoba melerai agar tak memukuli korban," kata Dadang usai rekontruksi, di stadion GBLA, Rabu (26/9).
Dadang lalu menceritakan upaya menghentikan pengeroyokan tersebut, dengan mengacungkan kedua tangan menghadap arah kerumunan massa sambil berteriak.
"Saya bilang woy heup heula (berhenti dulu). Saya teriak begitu karena kasihan dia (korban) sudah tergeletak, berdarah tapi masih dipukuli terus-terusan," cerita Dadang.
Begitupun dengan Dede, penjual minuman asongan ini berusaha menghentikan kejadian tersebut. Namun, upayanya tidak lantas membuat massa berhenti memukuli.
"‎Setelah saya usaha menghentikan mereka, massa enggak ketahan karena mereka menyerang dari segala arah, depan, samping dan belakang saya. Akhirnya saya mundur, saya sadar diri saya tidak bisa menahan," kata Dede yang juga ikut memperagakan rekontruksi kejadian sebagai saksi kejadian tewasnya Haringga.
"Apalagi, saya tidak pakai baju atau atribut Persib, bisa-bisa nanti saya kena sasaran massa yang sudah beringas," imbuh Dede diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar.
[fiq]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: