Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno menjelaskan penyebutan Yerusalem telah diralat menjadi Tel Aviv. Selanjutnya buku yang terlajur keluar akan ditarik kembali.
Kemendikbud akan memberikan instruksi kepada sekolah untuk mengganti halaman yang memuat konten tersebut dengan cara menempel penjelasan.
Kemendikbud, sambung Totok akan memberikan instruksi kepada sekolah untuk mengganti halaman yang memuat konten tersebut dengan cara menempel penjelasan.
"Indonesia sejak awal mempunyai komitmen dan konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan tidak mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel," ujar Totok kepada wartawan di Kantor Kemendikbud, Kamis (14/12).
Totok menambahkan agar peristiwa serupa tidak terjadi kembali, Kemendikbud melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan membuka akses kepada seluruh masyarakat untuk dapat memberikan saran dan kritik tentang buku pelajaran yang digunakan di sekolah.
Kemendikbud memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah memberikan kritik dan masukan untuk menyempurnakan buku teks pelajaran, baik melalui laman tersebut maupun melalui media lain, seperti media sosial.
"Sesuai Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016, Kemendikbud bersikap terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk pengembangan buku. Pelibatan masyarakat terus dilakukan untuk mendapatkan berbagai masukan, kemudian diakomodir dengan membuat buku revisi," ujarnya.
[nes]
BERITA TERKAIT: