Founder Kitacomm Heni Lestari mengungkapkan, film untuk anak masih sangat minim di Indonesia. Untuk itu, pihaknya mengajak anak-anak yatim untuk menghibur sekaligus mengedukasi.
"Saat ini sangat minim sekali film untuk anak yang mendidik. Sudah tujuh belas tahun kita kehilangan film petualangan anak-anak, drama musikal semacam film Petualangan Sherina," jelas Heni usai nobar di XXI Pondok Indah Mall I, Jakarta, Minggu (26/11).
Adapun, alasan Kitacomm menggandeng NU Care-Lazisnu karena lembaga sosial keagamaan di bawah NU tersebut memiliki semangat mempersatukan keberagaman.
Heni menceritakan, Film Naura & Genk Juara banyak dituding telah mendiskreditkan agama tertentu. Dia berharap agar masyarakat bisa lebih cerdas dalam beropini.
Senada dengan Heni, sutradara Film Naura & Genk Juara Eugene Panji menyatakan bahwa film garapannya tidak mendiskreditkan agama tertentu.
"Wakil ketua MUI bahwa film ini tidak ada penistaan sama sekali, film ini baik-baik saja. Dan memang recommended untuk anak-anak," ucapnya.
Ketua NU Care-Lazisnu Syamsul Huda menambahkan, kegiatan tersebut tidak sebatas memberi hiburan pada anak-anak yatim. Melainkan juga untuk edukasi.
"Film ini berbicara soal kejujuran, hubungan sesama manusia. Dan juga mengajarkan anak-anak untuk mencitai alamnya, hubungan sesama makhluk," kata Syamsul.
Sebanyak 135 anak yatim yang menjadi peserta nobar berasal dari empat yayasan yatim di Jakarta dan Tangerang Selatan dengan rata-rata usia 5-12 tahun. Dalam rangka meramaikan kegiatan, usai menonton fim, para peserta dan panitia berswafoto bersama pemeran Film Naura & Genk Juara yang hadir yakni Adryan Sulaiman Bima yang berperan sebagai Kipli dan Joshua Rundengan sebagai Okky.
[wah]
BERITA TERKAIT: