Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, target tersebut bisa dicapai karena sampai saat ini hanya 8 persen pengguna jalan tol yang belum menggunakan kartu tol elektronik (e-toll).
Menurutnya saat ini sudah 92 persen pengguna jalan tol di seluruh Indonesia yang menggunakan pembayaran non tunai.
"Untuk di Jabodetabek pelanggan tol yang belum beralih menggunakan kartu e-toll tinggal 5 persen, sedangkan non Jabodetabek sebesar 12 persen, dan luar Jawa 23 persen, " ungkapnya saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (30/10).
Herry mengatakan, dari sisi kesiapan hampir seluruh gerbang dan gardu tol sudah dapat menerima transaksi non tunai.
Saat ini, BPJT bertanggungjawab atas 344 gerbang dan lebih dari 1700 gardu tol di seluruh Indonesia. Masing-masing gerbang dan gardu itu memiliki satu pekerja yang berjaga. Herry juga menegaskan, penanganan jalan tol besok akan sama seperti biasa. Dalam catatatannya, sekitar 4,5 sampai 5 juta transaksi tol setiap harinya.
"Kondisi besok yang 100 persen itu sebetulnya sama seperti hari ini, dengan penetrasi sampai 92 persen tadi. Yang besok kita lakukan hal serupa tapi semua menggunakan uang elektronik," kata Herry
Lebih lanjut Herry mengatakan pengguna jalan tol tidak perlu khawatir untuk menggunakan fasilitas jalan bebas hambatan, jika belum memiliki kartu e-toll, pengguna jalan tol bisa membelinya di pintu masuk tol dengan harga Rp. 20.000. Jumlah tersebut tidak termasuk saldo di kartu tersebut.
Dengan penggunaan kartu e-toll, Herry mengatakan, jalan tol bisa menampung kendaraan lebih banyak dan menghindari antrean panjang di pintu masuk tol. Sebab, pengguna kartu e-toll hanya membutuhkan waktu kurang lebih tiga detik untuk menempelkan kartu pada mesin yang tersedia.
"Jadi, pengguna juga mesti mengisi saldo kartu e-toll yang kosong itu di pintu masuk tol, atau melalui bank, atau melalui minimarket," pungkasnya.
[nes]
BERITA TERKAIT: