Namun, catatan yang mesti jadi perhatian pemerintah adalah mulai bermunculannya keluhan pemudik ketika melewati ruas Tol Fungsional Brexit-Gringsing yang memiliki panjang 110 kilometer.
Umumnya, hal yang menjadi keluhan adalah kondisi jalan sangat berdebu dan bergelombang, terbatasnya bahu tol untuk tempat beristirahat, rest area belum memadai, serta minimnya sarana penerangan di malam hari.
"Sejumlah pemudik bahkan menganjurkan untuk melewati jalan Pantura setelah keluar dari Tol Brexit. Apalagi, bila memasuki malam hari, sangat tidak dianjurkan untuk melewati Tol Brexit-Gringsing. Bila sudah terlanjur melewatinya dan merasa tidak nyaman maka carilah gerbang keluar menuju jalur Pantura," ujar Ketua Umum Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) M. Nizar Zahro kepada wartawan, Rabu (21/6).
Menurutnya, para pemudik yang akan melintasi Tol Brexit-Gringsing dianjurkan untuk memenuhi bahan bakar kendaraan, juga menyediakan makanan yang cukup untuk berjaga-jaga jika terjadi kemacetan parah.
Untuk itu, Pimpinan Pusat Satria yang merupakan organisasi sayap Partai Gerindra mengimbau pihak terkait untuk menyediakan informasi utuh perihal kondisi ruas jalan Tol Brexit-Grinsing. Sehingga, para pemudik memiliki referensi cukup untuk memilih antara melewati Tol Brexit-Grinsing atau jalur Pantura. Selain itu juga dapat terus memperkuat pelayanan di sepanjang Tol Brexit-Grinsing.
"Peningkatan pelayanan perlu dilakukan mengantisipasi puncak arus mudik yang diperkiraan akan terjadi pada H-2. Mudah-mudahan arus mudik dapat terus berjalan lancar, nyaman, dan aman," demikian Nizar.
[wah]
BERITA TERKAIT: