Begitu kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (9/6).
"Terlalu subuh kalau bilang Ridwan Kamil atau Dedi Mizwar akan dipastikan menang hanya karena surveinya tinggi. Bisa jadi orang yang tidak diperhitungkan seperti Dedy Mulyadi malah menang seperti Anies Baswedan," jelasnya.
Pangi menilai, setiap calon berpeluang menang di Pilgub Jabar, termasuk Dedi Mulyadi dan yang lainnya walau surveinya masih kalah dari Ridwan Kamil dan Dedi Mizwar saat ini.
"Semua calon punya kans untuk terpilih, sekalipun sudah ada survei. Sebab
maping electoral survey sekarang ini belum tepat disebut sebagai kesimpulan,†jelasnya.
Kata Pangi, ada beberapa hal yang bisa menentukan apakah calon dalam Pilgub Jabar dipilih masyarakat. Pertama, seberapa cerdas calon memilih parpol.
"Partai juga belum tentu disenai masyarakat, kalau calon di pilkada DKI salah memilih parpol bisa kalah," ujarnya.
Kedua, calon juga harus mampu memilih wakilnya dengan tepat sehingga bisa menaikkan elektabilitas dan bisa menggaet suara.
"Tergantung penjodohan atau ambil wakilnya juga. Kalau salah, sehebat apapun dan setinggi apapun surveinya kalau wakilnya tidak bisa menaikkan elektabilitas percuma juga. Salah salah malah akan menurunkan elektabilitas," bebernya.
Saat ini, sejumlah survei telah memberikan hasil temuan mengenai elektabilitas para kandidat calon di Pilgub Jabar. Indo Barometer pada 17-23 Mei 2017 merilis bahwa elektabilitas Walikota Bandung Ridwan Kamil paling tinggi dengan 28,6 persen dan disusul oleh Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dengan 18,8 persen. Sementara Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tampil sebagai kuda hitam di peringkat tiga dengan 11,5 persen.
[ian]
BERITA TERKAIT: