"Kalau setengah hati bagaimana mempercepat pembangunan. Bab niat sangat menentukan, kalau niat setengah hati hasilnya akan setengah-setengah," ungkap anggota Komisi X Mustafa Kamal dalam diskusi bertajuk 'Pendidikan Sebagai Lokomotif Pembangunan Peradaban Bangsa' di Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jalan TB Simatupang, Jakarta (Kamis, 4/5).
Dia memberikan contoh peradaban masyarakat Indonesia yang pernah mengalami peningkatan luar biasa ketika Islam masuk ke Indonesia.
"Bukan tentang Islamisasi, namun tingkat peradaban yang tinggi. Masyarakat lokalnya yang ketika itu punya penerimaan luar biasa. Ulama datang bukan sebagai peminta minta namun melakukan pemberdayaan. Tidak setengah-setengah memberdayakan, makanya ada akulturasi dan asimilasi. Beda dengan penjajah yang menjajah Indonesia," jelas Mustafa.
Lanjutnya, pendidikan merupakan bagian dari kampanye revolusi mental oleh pemerintah. Karena itu, revolusi mental seharusnya menekankan komitmen penuh pada dunia pendidikan, tidak secara setengah-setengah.
"Karena nyawa utama pertumbuhan Indonesia adalah pendidikan," tegas Mustafa yang juga sekjen PKS.
[wah]
BERITA TERKAIT: