Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tangkal Aliran Ekstrim, GP Anshor Gelar Apel Kesetiaan Pancasila

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/febiyana-1'>FEBIYANA</a>
LAPORAN: FEBIYANA
  • Selasa, 31 Mei 2016, 06:00 WIB
Tangkal Aliran Ekstrim, GP Anshor Gelar Apel Kesetiaan Pancasila
net
rmol news logo Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Anshor akan menyelenggarakan Konferensi Besar XX bertempat di Pondok Pesantren Miftahul Muta’alimin, Babakan, Cirebon pada 1-3 Juni mendatang.

Konbes XX akan membahas dan mengesahkan beberapa peraturan organisasi sebagai langkah untuk memperkuat kelembagaan organisasi dan beberapa rekomendasi sebagai respons terhadap berbagai isu dan persoalan dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan mutakhir.

Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qomas mengatakan, kegiatan Konbes dirangkai dengan Apel Kesetiaan Pancasila dan Ansor Bersholawat yang diakhiri dengan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati.

"Apel Kesetiaaan Pancasila akan melibatkan tiga ribu pasukan Barisan Ansor Serba Guna dan unsur TNI dan Polri, serta delegasi dari berbagai elemen organisasi kemasyarakatan pemuda. Akan ada juga penandatanganan Ikrar Kesetiaan Pancasila oleh semua elemen pemuda," jelas Yaqut dalam keterangan persnya, Selasa (31/5).

Apel Kesetiaan Pancasila digelar GP Ansor tepat dengan Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Bagi Anshor, hari bersejarah itu harus dijadikan momentum untuk memperkuat komitmen terhadap Pancasila.

"Sebagaimana kita ketahui, saat ini banyak bermunculan kelompok dan gerakan anti Pancasila, baik ekstrim kanan ataupun ekstrim kiri. Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang merupakan ekstrim kanan bahkan secara terang-terangan akan mengganti NKRI dengan sistem Khilafah. Bagi Ansor, ini merupakan ancaman serius terhadap eksistensi NKRI yang berdasarkan Pancasila," kata Yaqut.

Dengan digelarnya Konbes XX, GP Anshor berharap pemerintah lebih tegas untuk melarang organisasi apapun yang terang-terangan bertentangan dengan Pancasila.

"Aliran ekstrim haruslah ditetapkan sebagai organisasi subversif yang tidak boleh leluasa hidup mengembangkan ajarannya di negara Pancasila ini," demikian Yaqut. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA