Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris mengatakan, semua lini kehidupan mulai dari keluarga, sekolah, lingkungan harus berbenah diri bergerak bersama memerangi kekerasan terhadap anak. Dengan menjadikan pendidikan agama, budi pekerti, dan nilai Pancasila sebagai landasan berpikir dan bertindak.
"Kita, orang dewasa ini harus memulai duluan. Apapun peran kita, baik sebagai orang tua, guru, tokoh masyarakat, wakil rakyat, pejabat negara tindak tanduk kita harus mencerminkan nilai-nilai agama, budi pekerti, dan kelima sila Pancasila. Anak-anak kita akan mencontoh orang dewasa yang menjadi panutan. Kasus Yuyun, di mana sebagian pelaku adalah anak-anak adalah akibat mereka tidak punya panutan," jelasnya dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Jakarta, Rabu (11/5).
Menurut senator asal Jakarta itu, pemerintah harus segera menyiapkan sistem perlindungan anak melalui pelibatan masyarakat. Serta mulai menerapkan pendidikan agama, karakter, budi pekerti, dan nilai-nilai Pancasila sejak dini. Sistem perlindungan anak dengan pelibatan penuh masyarakat sangat efektif mencegah terjadinya kekerasaan.
"Selain keluarga, peran institusi pendidikan juga penting. Harus ada sistem perlindungan anak yang terorganisir sebagai tindakan pencegahan. Sekolah yang jaringan sampai ke lapisan paling bawah masyarakat bisa difungsikan untuk mengkampanyekan anti kekerasan terhadap anak," ujar Fahira.
Dia menambahkan, pendidikan agama, budi pekerti dan nilai Pancasila menjadi roh bagi institusi pendidikan untuk melahirkan generasi anti kekekerasan seksual lewat berbagai pengetahuan tambahan, Misalnya penerapan kurikulum anti kekerasan seksual, kesehatan reproduksi, atau program ekstra kurikuler yang berbasis pembentukan karakter.
"Dunia pendidikan kita bisa berperan mengurai persoalan ini. Selain menjadi tempat diskusi buat siswa, sekolah juga menjadi motor untuk menggerakkan orang tua agar mengarahkan anak-anaknya tetap memegang teguh prinsip nilai agama dan Pancasila," demikian Fahira.
[wah]
BERITA TERKAIT: