Menanggapi hal tersebut, analis politik dari IndoStrategi, Andar Nubowo melihat nama-nama beken yang muncul sama sekali belum memiliki kemampuan dalam menata dan membangun Ibukota. Pasca mundurnya Walikota Bandung (Jawa Barat) Ridwan Kamil dari bursa cawagub DKI hingga kini belum ada tokoh yang mampu atau setidaknya menandingi petahanan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata dan membangun sebuah daerah.
"Semua calon yang muncul selain petahana belum memiliki pengalaman memimpin daerah," kata Andar di Jakarta, kamis (24/3).
Sebut saja Yusril Ihza Mahendra yang merupakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Adhyaksa Dault mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, pengusaha terkemuka Sandiaga Salahuddin Uno, Wakil Ketua DPRD DKI yang juga politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Abraham Lunggana alias Haji Lulung. Belakangan nama Djarot Saiful Hidayat yang kini menjabat sebagai wakil gubernur DKI juga muncul ke permukaan. Namun demikian hingga kini belum ada kepastian apakah Djarot akan maju atau tidak.
Sedangkan Haji Lulung dikenal publik sebagai wakil ketua DPRD DKI. Meski duduk sebagai salah satu legislator di Kebon Sirih, namun Haji Lulung juga belum memiliki pengalamanan dalam memimpin daerah. Hal yang sama juga berlaku pada musisi Ahmad Dhani. Namanya sempat muncul dalam bursa cagub DKI yang diusung dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dhani dikenal sebagai musisi terkemuka, namun lagi-lagi ia belum punya rekam jejak atau pengalaman dalam menata dan memimpin daerah.
Andar yang juga dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta melanjutkan, selain bekal pengalaman dalam memimpin dan menata daerah, syarat yang harus dimiliki bagi calon gubernur DKI adalah merawat dan menjaga kebhinekaan.
Mengapa demikian? Sebagai Ibukota Negara, hampir bisa dipastikan semua etnis, agama, dan strata social ada di Jakarta. Jakarta adalah kota heterogen dan kompleks karena itu diperlukan pemimpin yang bisa menjaga dan merawat kebhinekaan. Sebab Jakarta bukan hanya dipandang sebagai salah satu provinsi saja, melainkan Jakarta adalah Ibukota Indonesia, karena itu posisi Jakarta begitu sentral dan strategis.
Berkaca dari kenyataan itulah maka diperlukan calon gubernur alternatif. Figur tersebut minimal harus memenuhi dua syarat yaitu kompeten dalam menata dan memimpin daerah serta mampu merawat kemajemukan.
Beberapa figur yang dianggap mumpuni dan kompeten sebagai calon gubernur DKI adalah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Bantaeng (Sulawesi Selatan) Nurdin Abdullah, Bupati Bojonegoro (Jawa Timur) Suyoto, Bupati Batang (Jawa Tengah) Yoyok Riyo Sudibyo, dan Bupati Banyuwangi (Jawa Timur) Abdullah Azwar Anas.
"Karena itulah Jakarta butuh cagub alternatif. Proses pencarian alias head hunter kepada calon lain yang dianggap layak dan kompeten harus dilakukan," demikian Andar.
[rus]
BERITA TERKAIT: