"Karena 20 persen kemacetan di Jakarta disumbang oleh parkir tidak pada tempatnya," kata gubernur yang biasa disapa Ahok itu di kantornya, Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/2).
Ahok menilai, banyak pegawai Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI yang menguasai teknis lalu lintas. Tetapi, faktanya di lapangan, pegawai Dishubtrans DKI kerap terjebak dengan permainan operator angkutan umum.
"Intinya sekarang petugas ada pembagian wilayahnya, dan kami bisa monitor dengan CCTV. Promosikan juga
yellow box junction dan marka jalan," kata dia.
Tak hanya itu, Ahok mengatakan dirinya akan mengawasi lokasi rawan kemacetan, parkir liar, serta angkot "ngetem" melalui program Jakarta Smat City. Apabila ditemukan pembiaran simpul kemacetan, dia memastikan ada petugas bantuan yang ikut "bermain".
"Saya harap Saudara yang mau gabung di DKI ini, yang dibutuhkan adalah kejujuran. Percuma teknologi dan digaji sebesar apa pun kalau Anda 'bermain'," kata Basuki.
Sebanyak 943 petugas bantuan itu merupakan pegawai kontrak dengan waktu tertentu (PKWT). Sebanyak 243 orang di antaranya merupakan lulusan STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat) Kemenhub dan 700 petugas yang akan mengikuti pendidikan dasar oleh Dishubtrans.
[ald]
BERITA TERKAIT: