Anehnya, tidak ada ucapan yang menjurus kepada pelaksanaan Mukernas, layaknya spanduk-spanduk ucapan selamat atas keberlangsungan Mukernas yang terdapat di setiap sudut jalan menuju ruang diselenggarakannya tempat acara.
Dalam spanduk yang memampang foto Nur Mahmudi bertuliskan '‎Jakarta Butuh Pemimpin Yang Melayani Dengan Hati, Dicintai Rakyatnya, Mengayomi, Pekerja Keras, dan Memiliki Visi Yang Lebih Maju' dengan ikon Jakarta, Monumen Nasional (Monas) itu menjadi bahan perbincangan karena berbau kampanye bahwa PKS akan mengusung Nur Mahmudi sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017 mendatang.
Presiden PKS Sohibul Iman menjelaskan DPP PKS hingga saat ini belum menggerucutkan nama yang akan diusung menjadi bakal calon Gubernur dalam Pilgub DKI pada 2017.
Mantan Wakil Ketua DPR RI itu juga membantah jika Nur Mahmudi menjadi calon yang diusung PKS untuk merebut kursi DKI 1.
"Sampai saat ini kita belum mengerucutkan nama. Siapa-siapa yang potensial, siapapun itu kita akan inventarisir. Jadi belum ada (nama calon gubernur DKI)," ungkap Sohibul di sela Mukernas PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11).
Sejurus dengan Sohibul, Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mardani Ali Sera menambahkan adanya spanduk Nur Mumahmudi yang berbau kampanye bakal calon Gubernur DKI bukanlah keinginan internal partai. Mardani menduga warga Depok lah yang memasang spanduk tersebut.
"Kalau (spanduk) Pak Nur itu cuma inisiatif warga Depok saja," cetus Mardani.
Nur Mahmudi merupakan mantan Presiden PKS yang menjabat Walikota Depok‎ dua periode (2006-2011 dan 2011-2016). Dengan begitu, Nur Mahmudi separti diatur dalam UU tidak bisa maju lagi di Pilkada Kota Depok pada 9 Desember 2015.
[rus]
BERITA TERKAIT: