"Strategi maritim kami yang baru membawa semangat yang kuat untuk membangun kerjasama dan dialog antar negara untuk memajukan kepentingan bersama kita dalam meningkatkan pembangunan maritim," kata Indroyono dalam perayaan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar di ruang Merak JCC pada Rabu (21/4).
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kata Indroyono Indonesia menyadari bahwa laut adalah bagian integral dari budaya dan identitas Indonesia. Wilayah laut memainkan peran penting dalam perdagangan dan ekonomi dengan menyediakan mata pencaharian, pangan, energi, jasa ekologi, dan peluang untuk sektor pariwisata.
"Indonesia baru-baru ini meluncurkan strategi maritim baru berdasarkan lima pilar dasar, yakni budaya maritim, ekonomi maritim, infrastruktur maritim, keamanan maritim dan diplomasi maritim," beber Indroyono.
Menurut Indroyono, saat ini telah ada sejumlah inisiatif global terhadap laut, seperti World Ocean Summit 2015, Blue Week 2015 di Portugal, World Expo 2015 di Milan, serta, negosiasi antar pemerintah pada agenda pembangunan yang jelas mencerminkan pengakuan tumbuh pentingnya isu-isu maritim pasca 2015.
"Konferensi +20 Rio tahun 2012 memulai proses antar pemerintah untuk mengidentifikasi satu set Sustainable Development Goals (SDGs) yang universal dan terpadu yang terdiri dari 17 tujuan," terang Indroyono.
"Salah satu tujuan ini adalah tujuan 14 terkait dengan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan laut, dan seumber daya kelautan untuk pembangunan berkelanjutan," tandasnya.
[mel]
BERITA TERKAIT: