Ketua MSDC Unhas Syamsu Rizal mengatakan, pemantauan yang melibatkan berbagai stake holder tersebut dilakukan pada 3 Pulau-pulau kecil Kota Makassar yakni Barrang Lompo, Barrang Caddi dan Samalona. "Kalau kami rata-ratakan kerusakan terumbu karang saat ini telah mencapai 60 persen pada 3 pulau yang menjadi titik pengambilan data kami," ujar Rizal dalam keterangannya, Kamis (25/12).
Ia menjelaskan, setiap pulau dilakukan pendataan pada 2 stasiun dengan 2 kedalaman berbeda yakni 3 meter dan 10 meter. "Metode Reef Check telah teruji secara internasional dan telah digunakan di berbagai negara," jelas Rizal.
Hasilnya untuk Pulau Barrang Lompo di stasiun I tutupan terumbu karang hidup tinggal 26,00 persen pada kedalaman 3 meter dan 38,00 persen pada kedalaman 10 meter. Untuk stasiun II kedalaman 3 meter 46,00 persen dan kedalaman 10 meter 21,00 persen. Sementara pada Pulau Barrang Ca'di di stasiun I Kedalaman 3 meter 49,00 persen, Kedalaman 10 meter 46,00 persen dan Stasiun II Kedalaman 3 meter 38,00 persen, kedalaman 10 meter 34,00 persen.
Pulau Samalona stasiun I Kedalaman 3 meter 41,00 persen, kedalaman 10 meter 44,00 persen dan staiun II Stasiun II Kedalaman 3 meter : 27,00 persen dan Kedalaman 10 meter 69,00 persen. Hasil tersebut juga menggambarkan terjadinya peningkatan kerusakan setiap tahunnya. (Selengkapnya lihat grafis). "Setiap tahunnya kami melakukan pendataan. Hasilnya terjadi peningkatan kerusakan yang cukup signifikan," ungkap Rizal.
Melihat kondisi yang sedemikian parah tersebut, kata Rizal, perlu dilakukan kegiatan konservasi untuk menyelamatkan terumbu karang yang masih tersisa dengan langkah awal melakukan pemantauan mengenai kondisi secara berkala. "Data ini bisa menjadi referensi buat penentu kebijakan dalam hal ini pemerintah serta lembaga yang peduli terhadap lingkungan," tandasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: