Kepala Polres Buol AKBP Ferdinand Maksi Pasule menyebutkan, ada sekitar 20 kepala keluarga yang menghuni asrama Polsek Biau. Sebagian besar penghuni adalah perempuan dan anak-anak.
"Sebagian besar mereka ada yang wanita dan anak-anak mengalami ketakutan melihat masa yang beringas. Kasihan mereka jadi harus diungsikan," jelas AKBP Ferdinan.
Menurut AKBP Ferdinan, proses pengungsian dilakukan secara bertahap sejak Sabtu malam (19/4). Sampai situasi dinyatakan benar-benar kondusif, penghuni asrama tetap diungsikan dulu.
Dia mengatakan, di sekitar Polsek Biau saat ini masih terdapat kerumunan warga dan sejumlah polisi juga masih bersiaga.
Diberitakan sebelumnya, bentrokan berawal kekalahan tim sepak bola Persbul Buol ketika menjamu lawan tandingnya, tim sepak bola Banyuwangi dalam Divisi II Liga Indonesia dengan skor 1-2, Sabtu (19/4) sore di Stadion Buol. Akibat kekalahan itu, sebagian pendukung Persbul Buol kemudian meluapkan kekecewaan dengan melempari dan merusak sejumlah barang di sekitar stadion.
Melihat amukan masa semakin beringas, aparat polisi yang berada di TKP berupaya menenangkan warga dan memberi peringatan beberapa tembakan, namun tak jua digubris. Amukan ratusan massa kian menjadi dan berbuntut pengrusakan Markas Polsek Biau. karena marah mendengar dua rekannya terluka saat polisi mengamankan keributan.
Massa melempari kantor polisi dengan batu dan bom molotov yang mengakibatkan sejumlah polisi terluka, termasuk Kapolres Buol.
[wid]
BERITA TERKAIT: