Menurut keterangan Koordinator Front Anti Demokrasi "Dagelan" Lampung (FAD2L) Novellia Yulistin, sudah tiga kali Pilgub dijadwalkan akan digelar. Namun pada kenyataannya KPUD tak juga menggelar perhelatan demokrasi tersebut.
"Makanya tokoh-tokoh di Lampung tadi menyerahkan badik ke KPUD," kata Novel kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 29/1).
Dia mencatat Pilgub di Lampung sudah dijadwalkan sebanyak dua kali berturut-turut gagal dilaksanakan yakni pada 2 Oktober 2013 dan 2 Desember 2013. KPUD kembali menjadwalkan 27 Februari 2014 namun berpotensi gagal digelar.
Menurut dia, hal itu bisa berpontensi konflik dan rawan gugatan tentang keabsahan dari komisioner KPUD Lampung juga sebagainya. Oleh karena itu, FAD2L menuntut jika Pilgub Lampung pada 27 Februari 2014 ini kembali gagal digelar maka seyogyanya diambil alih oleh KPU Pusat. DPRD harus segera membentuk Timsel untuk mengganti KPUD Lampung. FAD2L juga meminta agar demokrasi di Lampung tidak dijadikan permainan oleh kepentingan elit politik.
Adapun tokoh Lampung yang menghadiri penyerahan badik adalah Ketua Lembaga Adat Megou Pak Tulang Bawang (wanmauli sanggem, Tuan Rajou Tehang), Ketua marga Tegamoan (H. Asaih akip glr. Pangeran Tulang Bawang), Ketua MPAL kota Bandar Lampung (Yyaifulloh glr. Batin Gunawan), Ikbal Haris (Sumatera Barat, Fokmal), Samsuri (Madura, fokmal), M. Taher Kasim (Bengkulu, Fokmal), Zulkarnain (Riau, fokmal), Anton (Lampung, Fokmal), Ahmad Khomarudin (Jawa Tengah, Fokmal), H. Ahmad kholil (Madura, Fokmal, Ir. Hj, Nurma Ningsih (Caleg DPRRI), Harto (Roemah Rakjat), Lubis (Srikandi Roemah Rakjat), Rosim Nyerupa (pemilih cerdas), Rian jhody (Kamal), Amah (LasPRi) dan lain-lain.
[wid]
BERITA TERKAIT: