Pakar komunikasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung, Rana Akbari Fitriawan beranggapan pertemuan itu tidak lebih dari sekedar wacana pencitraan saja.
"Perlu dilihat kepentingan mereka bertemu dan berkumpul, kalau memang berniat mengatasi banjir Jakarta, kenapa tidak dari dulu saat Jokowi baru pertama menjabat melakukan koordinasi dengan Aher yang kala itu diakhir masa jabatan Gubernur Jabar periode pertama Aher," ujar Rana saat ditemui usai seminar Jurnalistik bagi para pembuat kebijakan, di Patuha Resort Ciwidey, Senin (20/1).
Rana melihat, pola-pola pencitraan melalui bencana mulai banyak terlihat di berbagai media. Pola seperti ini sebetulnya sudah dipahami masyarakat.
"Sehingga jika demi sebuah pencitraan dalam mengatasi bencana dengan cepat dan tepat, bukan sekadar mewacanakan langkah penanganannya, namun juga bagaimana pelaksanaannya," imbuh Rana.
Ia pun mengibaratkan banyak pahlawan kesiangan saat musibah melanda negeri ini. Mereka berlomba-lomba mencari keuntungan di balik musibah yang dialami masyarakat.
"Di negara lain, ketika bencana melanda, seluruh komponen membantu dan tanpa tujuan apapun. Namun di negeri ini, selalu menjadi ajang untuk pencitraan politik dengan harapan bisa mendulang suara dari para korban bencana. Para caleg saya lihat di televisi, mencoba simpati dengan mendorong motor warga di tengah banjir. Ini suatu hal yang sangat tidak disukai masyarakat," paparnya.
[wid]
BACA JUGA: