Itu sebabnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuat gebrakan besar melalui strategi jangka panjang Transformasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) dengan menghadirkan layanan kesehatan merata dan berkualitas, khususnya bagi daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
“Ketertinggalan ini harus kita kejar. Ini perjuangan panjang, tapi bukan tak mungkin dicapai,” kata Menteri Kesehatan, Budi G. Sadikin dalam keterangan resmi yang diterima redaksi pada Selasa malam, 31 Desember 2024.
Salah satu jalan keluarnya, menyiapkan sumber daya melalui beasiswa untuk membuka jalan ke pelosok negeri.
Dengan visi membangun keadilan layanan, Kemenkes meluncurkan program beasiswa afirmasi untuk mencetak tenaga medis dari daerah yang paling membutuhkan.
Tahun ini, sebanyak 966 beasiswa diberikan kepada lulusan SMA dan mahasiswa kedokteran dari wilayah DTPK.
Harapannya, setelah lulus para tenaga medis ini akan kembali ke daerah asal mereka, menjadi petugas kesehatan.
Tak hanya itu, 2.330 tenaga medis dan kesehatan ditempatkan di puskesmas daerah terpencil melalui program Penugasan Khusus.
Tambahan 1.023 beasiswa dokter spesialis dan subspesialis, ditambah 788 beasiswa dari LPDP. Hal itu juga merupakan bukti nyata bahwa pemerintah tidak tinggal diam.
Kemenkes juga menargetkan spesialisasi strategis seperti kanker, jantung, hingga kesehatan ibu dan anak melalui 170 beasiswa fellowship dokter spesialis.
Selanjutnya ada adaptasi diaspora. Melalui program adaptasi dokter diaspora, tujuh dokter spesialis yang berpraktik di luar negeri telah kembali untuk mengabdi di tanah air. Sedangkan, dibukanya kelas internasional di Poltekkes Kemenkes menjadi sinyal bahwa Indonesia ingin menjawab tantangan global.
BERITA TERKAIT: