Soal kisah itu, pakar kesehatan Tri Budhi mengatakan, pada prinsipnya vape merupakan produk yang lebih rendah risiko, tetapi tidak untuk digunakan bersamaan dengan rokok.
"Vape itu notabene tetap produk yang memiliki risiko lebih rendah dari rokok, bukan tidak berisiko, makanya di dunia vape itu usia (pengguna) harus dibatasi," ujar Tri Budhi kepada wartawan, Selasa (23/4).
Selain penggunaan yang kurang tepat, Tri Budhi juga menyoroti usia ketika Rico mulai mengkonsumsi produk tembakau, yakni sejak usia 11 tahun.
Kasus Rico, kata dia lagi, juga terjadi karena ada faktor abainya pengawasan terhadap penggunaan produk tembakau pada anak-anak di Indonesia.
"Di Jepang dan Korea wajib membawa KTP setiap pembelian rokok ataupun vape, bahkan di Korea harus interview dan lolos tes untuk bisa pertama kali membeli vape atau produk tembakau alternatif lainnya," katanya.
"Di Indonesia belum ada regulasi kuat yang mengikat ketat (untuk mengawasi pengguna tembakau di bawah umur)," pungkasnya.
Rico dinyatakan mengalami faringitis dan bronkitis. Dia sering batuk yang tak kunjung sembuh. Batuk ini juga dibarengi dengan sesak napas yang kian hari makin terasa berat.
BERITA TERKAIT: