Kyodo News, yang mengutip hasil survei nasional dari tim peneliti kementerian kesehatan, melaporkan penemuan 34 kasus ensefalopati akut, atau penurunan fungsi otak pada anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Hasilnya, sekitar 10 persen dari anak-anak tersebut meninggal dunia, dengan 20 persen mengalami komplikasi serta efek samping yang parah seperti tidak sadarkan diri, sementara 70 persen lainnya berhasil sembuh.
"Sebagian besar pasien mengalami penurunan fungsi otak (ensefalopati akut) pada Januari 2022 atau setelahnya, saat sub-varian Omicron dari virus corona merebak di Jepang," tulis Kyodo News dalam laporannya.
Dimuat
ANI News, Senin (27/3), anak-anak mengalami kejang, demam, gangguan kesadaran, hingga ucapan atau perilaku yang tidak normal, sebelum akhirnya mereka didiagnosa menderita ensefalopati akut.
Selain itu, berdasarkan hasil survei tersebut, terjadi peningkatan jumlah bunuh diri yang signifikan di kalangan anak-anak sejak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan melanda dunia.
"Sebanyak 17 siswa sekolah dasar, 143 siswa sekolah menengah pertama, dan 354 siswa sekolah menengah atas melakukan bunuh diri pada tahun 2022," tambah Kyodo News, mengutip Kementerian Kesehatan.
Saat ini, Kementerian Kesehatan negara itu tengah berupaya untuk mengerjakan langkah-langkah pencegahan bunuh diri dengan melakukan sosialisasi pada anak-anak di Jepang.
BERITA TERKAIT: