Kekinian, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban, mendapatkan hasil penelitian terbaru dari Jurnal Kedokteran Britania terkait varian baru virus Covid-19 ini.
"Saya ingin menyampaikan tentang varian B.1.1.7 yang awalnya dinamakan VOC N501Y.V1 ini," uajr Zubairi Djoerban dalam akun Twitternya yang dikutip Sabtu (20/3).
"Studi terbaru itu menyatakan orang yang terinfeksi varian ini didapati 64 persen lebih mungkin meninggal ketimbang orang yang terinfeksi dengan varian yang beredar sebelumnya," sambungnya.
Guru besar Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia ini menjelaskan, studi ini berbeda dari hasil penelitian sebelumnya yang baru berbicara terkait potensi penularannya di masyarakat.
"Studi sebelumnya menyatakan B.1.1.7 ini lebih mudah menular tapi tidak mematikan dan telah tersebar ke hampir 100 negara," bebernya.
Maka dari itu, hasil penelitian terbaru ini diharapkan Zubairi Djoerban bisa menjadi perhatian semua pihak, baik masyarakat juga pemerintah.
"Semoga, studi terbaru yang dimuat di British Medical Journal (Jurnal Kedokteran Britania) ini jadi perhatian kita semua," demikian sosok yang kerap disapa Prof. Beri ini berpesan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: