Hal tersebut disampaikan Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, kepada wartawan, di Balai Kota Semarang, Senin (8/6).
Peningkatan penderita Covid-19 di Kota Semarang, lanjut walikota yang karib disapa Hendi ini, karena adanya kluster baru. Hal tersebut dikarenakan sejak PKM jilid kedua dilakukan perubahan strategi.
"Strategi di PKM jilid 2 dan kita teruskan ke PKM jilid 3 adalah kita lakukan tes swab secara massal. Masuk pasar, masuk mall, masuk pusat keramaian, anak muda nongkrong di mana, kita tes sweb dan seterusnya," terangnya.
Dengan gencar dilakukan tes secara massal, Hendi berharap jika ditemukan kluster-kluster baru akan memudahkan untuk melakukan sekat-sekat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Jadi yang perlu dipahami, kenaikan yang sangat signifikan itu, selain karena beberapa tracking yang kita lakukan dari PKM jilid 1 dan 2, juga ditemukan adanya kluster baru hasil tes massal," tambahnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJateng.
Hendi menambahkan, "Sampai dengan hari ini, ada penambahan untuk pasar yang kami tutup, yakni Pasar Karangayu mulai Senin-Rabu, selanjutnya Pasar Mangkang mulai Selasa-Kamis."
Selain pasar, Hendi menegaskan ada satu toko wwalayan yang akan ditutup karena diketahui ada pengunjung yang terkonfirmasi positif.
"Ada satu toko swalayan, saya belum bisa menyebutkan nama tokonya. Tapi dalam rapat tadi saya putuskan, kalau yang bersangkutan pengunjungnya positif tapi tidak mau menutup, besok segera kita tutup paksa," tegas Hendi.
Lebih jauh Hendi berpesan kepada masyarakat, jika di wilayahnya ada penderita Covid-19, harus diberi support. Bukan malah dikucilkan, dijauhi, bahkan diusir dari wilayahnya.
"Jadi jauhi penyakitnya, jangan jauhi orangnya. Karena kunci kesembuhan utama adalah hati yang bahagia dan perasaan happy. Kalau dikucilkan, malah depresi dan tidak sembuh-sembuh," tandas Hendi.
BERITA TERKAIT: