Direktur LBH DPP K-Sarbumusi, Muhtar Said menduga situasi memanas karena provokasi dari aparat kepolisian yang tengah bertugas.
"Kata-kata yang keluar dari seorang komando aparat seharusnya menjadi pelindung rakyat, justru menjadi pemicu kericuhan yang tak terhindarkan," kata Muhtar dalam keterangan resmi.
Muhtar mengatakan, akibat provokasi tersebut, gelombang represifitas langsung terjadi di lapangan.
Akibatnya, lanjut Muhtar, Presiden DPP K-Sarbumusi, Ketua RBPI, perwakilan Asosiasi Sopir Logistik Indonesia (ASLI), dan beberapa massa aksi lainnya diamankan polisi.
Menyikapi hal ini, Muhtar mengecam keras tindakan provokatif, represif, dan penahanan paksa yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
Ia juga menuntut aparat kepolisian Presiden DPP K-Sarbumusi Irham Ali, Ketua Umum RBPI Ika Rostiana, perwakilan Asosiasi Sopir Logistik Indonesia Slamet SB, perwakilan Asosiasi Sopir Logistik Indonesia Farid Hidayat, dan perwakilan Perkumpulan Sopir Truk Indonesia Andri.
Muhtar juga mendesak Pemerintah dan DPR untuk segera merespons dan mengakomodir tuntutan aksi damai nasional sopir/pengemudi.
Sebelumnya, polisi menangkap enam orang diduga koordinator lapangan unjuk rasa.
"Enam orang diduga korlap yang diamankan karena melawan dan menghalangi pejabat yang berwenang dalam melaksanakan tugas," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.
Namun, saat ini Susatyo memastikan pihak yang diamankan sudah dipulangkan.
Adapun aksi massa demo menolak kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL).
BERITA TERKAIT: