Pengakuan Alex tersebut diungkapkan dalam Rapat Kerja bersama Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin (1/7).
Mulanya, Alex mengakui bahwa ada kendala saat lembaga antirasuah melakukan supervisi dengan penegak hukum lain seperti Kejaksaan maupun Polri.
“Saya harus mengakui secara pribadi, 8 tahun saya di KPK, kalau ditanya 'apakah pak Alex berhasil?', saya tidak akan sungkan-sungkan (menjawab, gagal memberantas korupsi. Gagal!” tegasnya.
Alex menuturkan, saat dirinya pertama kali menjadi komisioner KPK pada 2015 silam, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) berada di angka 34 namun sempat mengalami kenaikan di angka 40z
“Sekarang kembali lagi di titik 34,” kata Alex.
Alex pun menyesalkan jika menyoal IPK masyarakat akan menyorot KPK. Padahal banyak aspek lain selain korupsi yang menjadi domain KPK.
“Ada kemudian investasi, ada terkait penegakan hukum. Kemudian ada berbisnis dll. Ada delapan indeks dalam IPK. Tidak semua menjadi domain KPK,” ujarnya.
“Artinya satu sisi, iyaa, upaya-upaya untuk memberantasan korupsi tidak dilakukan atau tidak diikuti oleh lembaga-lembaga yang lain. Ini yang kami potret. Tidak ada perubahan mindset kelembagaan, atau individual, integritas kelembagaan dan pribadi. Tidak banyak berubah,” demikian Alex.
BERITA TERKAIT: