Kunjungan ACB Brunei ini dilakukan dalam rangka peningkatan kerja sama antar lembaga internasional dalam penanganan tindak pidana korupsi lintas negara.
Wakil Ketua KPK, Johanis Tanak mengatakan, Indonesia dan Brunei Darussalam punya banyak kesamaan ciri karakteristik umum. Bahkan, sejak membangun hubungan diplomatik pada 1984, kedua negara berhubungan hangat.
"Suatu kehormatan bagi kami, ACB bisa berkunjung dan bertukar pengetahuan soal pemberantasan tindak pidana korupsi," kata Johanis dalam sambutannya, Selasa (24/10).
Johanis menjelaskan, KPK dan ACB telah menjalin kerja sama sejak 2004 melalui Nota Kesepahaman ASEAN Parties Against Corruption (ASEAN PAC), bersama Malaysia dan Singapura.
KPK dan ACB juga sudah bekerja sama dalam pertukaran informasi dan data, memfasilitasi kegiatan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi, serta program-program pengembangan kapasitas pegawai.
"Dalam kepentingan kajian potensi korupsi, KPK juga telah meminta bantuan ACB terkait data batubara Brunei Darussalam yang diimpor dari Indonesia, serta ACB telah mengundang KPK sebagai narasumber dan peserta untuk program pembangunan kapasitas yang diselenggarakan oleh ACB," terang Johanis.
Pada kunjungan yang berlangsung selama dua hari ini, delegasi ACB Brunei Darussalam dijadwalkan akan mengikuti rangkaian
sharing session tentang pencegahan korupsi melalui peningkatan transparansi penyelenggaraan pelayanan publik.
Kemudian insersi pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi dan kolaborasi dengan universitas; serta pengenalan dan penjelasan program kerja pusat edukasi antikorupsi.
Selanjutnya, delegasi juga akan mengunjungi Rumah Penyimpanan Benda Sitaan (Rupbasan) KPK di Cawang, Jakarta Timur.
Johanis berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan upaya pemberantasan tindak pidana korupsi, sekaligus dapat mereplikasi kegiatan serupa, khususnya di Brunei Darussalam.
Johanis juga tidak ingin pertemuan bilateral tersebut hanya membawa hasil yang positif bagi peningkatan kerja sama bilateral kedua negara, tapi juga semakin mempererat kerja sama, utamanya di kawasan Asia Tenggara.
"Semoga setelah ini tidak ada lagi korupsi dan kami berharap 100 tahun Indonesia merdeka di tahun 2045, Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, bisa zero corruption," harapnya.
Adapun delegasi yang hadir di kesempatan ini yakni, Director of ACB Brunei Darussalam sekaligus Ketua Delegasi Datin Paduka Hajah Anifa Rafiza binti Haji Abd Ghani; Assistant Director, Head of ACB Kuala Belait Branch Haji Mohd Shafie bin OKMB Haji Othman; Assistant Director, Head of Investigation ACB Morshidi bin Metussin; Acting Senior Special Investigator ACB Jamaluddin bin Jaya; serta Special Investigator, Investigation Division Rashidah binti Rashid.
Sedangkan dari KPK selain Johanis, juga dihadiri Sekretaris Jenderal KPK Cahya H. Harefa, Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan, Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi Didik Agung Widjanarko, Plt Deputi Bidang Informasi dan Data Eko Marjono, Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) Kartika Handaruningrum, serta beberapa jajaran KPK lainnya.
BERITA TERKAIT: