Aksi ini sebagai sentilan agar tim Kejaksaan yang dipimpin ST Burhanuddin tidak bermain-main dalam menuntaskan kasus dugaan penganiayaan dan pembunuhan Novel Baswedan saat menjabat sebagai Kasat Reskrim di Bengkulu.
"Kenapa kami melakukan aksi teatrikal bermain bola didepan Kejagung? Ini adalah simbol bahwa Kejagung terlalu banyak main jadi lupa ingatan menuntaskan kasus dugaan penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Novel Baswedan kala menjadi Kasat Reskrim di Bengkulu," ungkap Korlap Aksi Ahmad, saat berorasi.
Ahmad juga memberikan ultimatum agar Jaksa Agung ST Burhanuddin tidak banyak bermain-main seperti Jaksa Agung sebelumnya yang saat memimpin Korps Adhyaksa kerap dituding bermain politik dalam upaya penegakan hukum khususnya dalam kasus Novel Baswedan di Bengkulu.
"Sekali lagi kami meminta agar tanggalkan baju politikmu jika masih bergerak sesuai pesanan politik, sangat berbahaya bagi bangsa ini jika seorang Jaksa Agung masuk ke dunia politik," kata Ahmad.
Ahmad menegaskan, menjadi harga mati agar berkas perkara kasus Novel bisa di limpahkan ke Pengadilan. Pihaknya akan seterusnya menagih keseriusan tim Kejaksaan mengadili Novel Baswedan.
"Jangan cuma jadi isapan jempol belaka, persamaan hukum harus ditegakkan. Novel punya dosa maka harus diadili. Aktivis HAM bersuaralah, jangan salah haluan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: