Kepala Patroli Siber Bareskrim Kombes Irwan Anwar menjelaskan, rata-rata isu dan berita bohong yang disebarkan terkait dengan penculikan tokoh agama dan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Mendekati musim politik kan banyak siasat, salah satu mungkin itu dihembuskan (hoax terkait ulama). Khusus isu terkait dengan seolah-olah ada penculikan ulama itu memang marak terutama di Jabar," jelasnya di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (21/2).
Menurut Irwan, jajarannya berhasil menangkap dua kelompok yang kerap menyebar berita bohong itu. Adapun, dua kelompok itu adalah kelompok Garut dan Bandung .
"Yang memposting seolah ada penculikan ulama, misalnya grup dari Garut," katanya.
Pengakuan pelaku, mereka mendapatkan informasi dari sumber berita di televisi dan media online tidak jelas. Kemudian, sebagian informasi itu dikemas menjadi berita bohong yang disebar lewat grup Whatsapp dan akun Facebook. Ada juga yang mendapatkan berita bohong dari grup Whatsapp tertutup dan diunggah ke Facebook.
"Yang bersangkutan dapat postingan dari grup dan menyebarkan ke luar," ujar Irwan.
Ditambahkan Irwan, dua pelaku dari kelompok Bandung yang berhasil diamankan lantaran menyebarkan isu kebangkitan PKI dan teror penculikan ulama.
Sedangkan empat orang dari kelompok Bandung ditangkap karena menyebarkan berita bohong terkait kelompok China yang harus diusir dari Indonesia dan ajaran Islam. Saat ini, pihak Ditsiber Bareskrim tengah mendalami jaringan dua kelompok tersebut.
"Bahwa terhadap yang ditanyakan ini kami mensinyalir menduga kuat ada kelompok yang menyerupai Saracen. Insya Allah tidak dalam waktu lama akan kami ungkap," tegas Irwan.
[wah]
BERITA TERKAIT: