"Kami kejar terus pemilik kapal dan pihak penerimanya di Indonesia," kata Direktur Narkoba PMJ Kombes Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (27/7).
Nico menjelaskan kapal Wanderlust itu ternyata sudah dimodifikasi. Pemilik kapal menambah muatan bahan bakar dari 20 ton menjadi 90 ton agar tidak perlu berhenti mengisi bahan bakar selama dalam perjalanan.
"Jadi di bawahnya itu kompartemennya ditambahi sehingga bisa memuat bahan bakar dari 20 sampai 90 ton," terang Nico
Tidak hanya itu, menurut Nico, para pelaku juga mematikan GPS-nya agar bebas dari radar petugas selama melintasi empat negara. Yaitu Myanmar, Cina, Malaysia dan Indonesia meski pada akhirnya terbongkar saat tiba di Indonesia.
Seperti diketahui, para pelaku mengambil sabu dari kawasan Myanmar menggunakan kapal pesiar Taiwan melewati laut Cina Selatan mengarah ke Johor, Malaysia. Kemudian menyusuri pantai bagian barat hingga masuk Selat Sunda, Anyer, Serang, Banten.
Selama perjalanan, pelaku sempat memindahkan barang selundupannya dari kapal asal ke kapal lain yang sudah dipersiapkan. Sabu seberat satu itu diselundupkan oleh empat orang warga negara asal Cina yakni Lin Ming Hui, Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu dan Hsu Yung Li.
Lin Ming Hui ditembak mati karena melawan saat disergap polisi di tepi pantai dekat Hotel Mandalika, Serang, Banten. Dalam penyergapan itu polisi menyita sejumlah barang bukti berupa 27 kotak di Innova Gold dan 24 kotak di Innova hitam yang semuanya berisi narkoba seberat satu ton.
[san]
BERITA TERKAIT: