Rencana pemberian senjata tambahan berupa sebilah belati ini disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan, kemarin. Setyo menegaskan, salah satu opsi senjata tambahan yang akan diberikan kepada para polisi adalah pisau belati, dan bukan senjata api. Selain akan membekali anggotanya dengan senjata tambahan, Setyo mengatakan pihaknya bisa saja meningkatkan kemampuan bela diri anggotanya untuk menghadapi serangan. Dia menilai hal tersebut bisa saja muncul dalam usulan dan masukan sejumlah pihak. "Lihat besok, mungkin baru ada masukan-masukan lain," ujar Setyo, kemarin.
Menurutnya, keputusan final atas wacana tersebut akan dievaluasi jajaran pimpinan Polri usai berakhirnya Operasi Ramadniya pada 4 Juli 2017. "Nanti kita evaluasi. Kan besok baru selesai operasi Ramadniya," katanya.
Sebelumnya, dua anggota Britmob bernama AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bakhtiar diserang seorang pria yang teridentifikasi bernama Mulyadi (28) seusai menjalani salat Isya di saf ketiga dalam Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6).
Mulyadi, tiba-tiba mengeluarkan sebilah sangkur dan berteriak 'thogut' alias berhala yang disembah selain Allah dan menikam dua polisi. Keduanya mengalami luka di bagian muka dan leher. Usai menikam polisi, pelaku keluar dari masjid dan melarikan diri ke arah Terminal Blok M. Ketika dalam pengejaran oleh anggota Brimob lain, pelaku diduga berbalik melawan dan kemudian berujung tembakan di kepala dan dada. Mulyadi tewas.
Sementara, dua anggota Brimob korban aksi penikaman saat ini berada dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi. "Keduanya sudah dioperasi. Saat ini sedang dalam perawatan, kondisi keduanya stabil," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.
Rikwanto menjelaskan, tim dokter ahli bedah plastik sudah melakukan rekonstruksi perbaikan luka terhadap AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bahtiar di kamar operasi di Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. "Proses operasi keduanya berjalan lancar dan berhasil," kata dia.
Peristiwa penikaman dua anggota polisi ini sudah menyebar kepada polisi di sejumlah daerah. Secara ksatria, mereka justru tidak takut atas pelaku teror. Upaya peningkatan pengamanan dan kewaspadaan terus dilakukan.
Kapolres Banyumas Ajun Komisaris Besar Polisi Azis Andriansyah menegaskan jajarannya tidak pernah takut menghadapi teroris. "Kami tidak takut karena kami ini penjaga dan pelayan masyarakat. Kalau kami takut, bagaimana masyarakat," kata Aziz kepada wartawan di Purwokerto, kemarin. Kendati demikian, pihaknya tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya aksi teror di wilayah Banyumas, terutama di markas komando atau kantor-kantor kepolisian termasuk petugas di lapangan yang sedang melaksanakan pengamanan arus balik Lebaran. "Sekali lagi, kami siap menghadapi dan tidak takut," tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Kapolres Prabumulih, AKBP Andes Purwanti. Menurutnya, seluruh jajaran Polres Prabumulih, Sumatera Utara, hendaknya tidak takut dan tetap menjalankan tugas sebagai pelayan masyarakat meski ada dua kejadian beruntun yang meneror institusi Polri akhir-akhir ini.
Dia mengungkapkan, polisi sebagai pelayan dan pelindung masyarakat hendaknya selalu berada di lingkungan warga terlebih ada bahaya mengancam.
"Tugas kami menciptakan rasa aman dan melayani masyarakat, seluruh petugas dari sebelum Lebaran selalu disiagakan, baik di pos-pos yang ditentukan maupun melakukan patroli di seluruh Prabumulih," ungkapnya.
Andes juga meminta petugas kepolisian melakukan tindakan tegas, terukur jika ada bahaya mengancam jiwa selama melakukan tugas melayani dan menjaga keamanan serta ketertiban di tengah masyarakat. "Tentu sesuai arahan. jangan sampai malah jadi korban," tuturnya.
Di Jawa Barat, Kasatlantas Polrestabes Bandung AKBP Maryono juga mengatakan kepolisian tidak takut kepada teror. "Kami akan semakin meningkatkan kewaspadaan, Kapolres telah memerintahkan kami agar diperlengkapi persenjataan," tegasnya kepada wartawan, kemarin. Setiap pos pengamanan Lebaran telah dilengkapi senjata dan tingkat kewaspadaan semakin ditingkatkan dari masing-masing personel Kepolisian. Polisi tidak hanya waspada terhadap keamanan diri sendiri, melainkan tetap melindungi masyarakat dari hal-hal yang kurang dikehendaki.
"Hidup atau mati, itu hanya Tuhan yang tahu. Asalkan ikhlas menjalani tugas, mudah-mudahan akan selalu dilindungi," kata Maryono. ***
BERITA TERKAIT: