Kerisauan tersebut terungkap saat Gatot berbicara di hadapan 10.000 Santri Pondok Pesantren Buntet pada acara Haul Al-Marhumin Sesepuhan Warga Pondok Buntet, di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu malam (15/4).
"Saat ini bangsa Indonesia sudah mulai membentuk kelompok-kelompok. Ada yang merasa hebat sendiri, merasa paling mendirikan bangsa ini. Inilah yang harus kita waspadai, adanya kelompok yang paling merasa benar, paling hebat," tegas Gatot dalam keterangan tertulis yang diterima Rakyat Merdeka, kemarin.
Kendati tidak merinci kelompok mana yang dia makÂsud, Gatot menilai bahwa apa yang dilakukan kelompok-kompok tersebut tidak sesuai dengan apa yang dilakukan para ulama saat memperjuangkan kemerdekaan negara ini.
Sebab, di zaman memperÂjuangkan kemerdekaan bangsa ini para ulama bersatu padu dengan umat agama lain, berÂbagai suku.
"Ini adalah sejarah yang tidak bisa kita pungkiri. Kita merdeka karena adanya peran aktif para Kyai dan Ulama bersama dengan umat agama lain, berbagai macam suku, berjuang memerdekakan bangsa ini," ujarnya.
Bekas Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) itu juga menyamÂpaikan, sejarah kemerdekaan Indonesia tidak bisa lepas dari adanya persatuan antara Ulama, para Santri dan TNI yang saat itu dipimpin Jenderal Sudirman.
"Pada masa itu beliau oleh anak buahnya dipanggil Kyai. Dan ini juga bukti bahwa TNI tidak bisa terlepas dari para Kyai dan para Ulama serta Santri," ucapnya.
Oleh sebab itu, Jenderal binÂtang empat tersebut menginÂgatkan, agar masyarakat tetap berdiri teguh dan tidak membeÂdakan agama satu dengan yang lain untuk mengisi kemerdekaan dan mempertahankan NKRI.
"Negara Indonesia adalah mayoritas beragama Islam, yang benar-benar demokrasi dalam mengajarkan kebaikan. Ini yang mesti kita teruskan, sesuai apa yang dilakukan pendahulu kita," pintanya.
Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI berharap moÂmentum Haul ini untuk memÂbangkitkan kebersamaan sesama Ulama dan Santri yang turut berperan berjuang merebut keÂmerdekaan.
"Jangan sia-sia kan mereka, kita lanjutkan perjuangan denÂgan bergandengan tangan agar bangsa Indonesia tetap aman, tenteram dan hidup dalam sendi-sendi Pancasila," ungkapnya.
Selain itu, Gatot menegaskan akan melakukan penambahan jumlah pasukan TNI untuk memÂbantu pengamanan pemungutan suara Pilkada DKI putaran kedua pada tanggal 19 April 2017 menÂdatang. Dan penambahan persÂonel tersebut akan diberlakukan di semua TPS.
"Tentu ada penambahan. TPS-nya saja ada berapa sekarang? Tapi minimal di 1 TPS ada 1 personel," katanya.
Dia bahkan mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait pengamanan tersebut. Dan dia menyerahkan sepenuhnya keÂpada pihak Polri untuk mengatur di TPS mana saja personel TNI akan ditempatkan. ***
BERITA TERKAIT: