Uskup Agung Medan: Banyak Kekuatan Yang Mau Ubah Pancasila

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Sabtu, 25 Maret 2017, 23:28 WIB
Uskup Agung Medan: Banyak Kekuatan Yang Mau Ubah Pancasila
Uskup Sinaga/rmol
rmol news logo Keberadaan Pancasila sebagai perekat kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia yang majemuk sangat mengagumkan. Bahkan pemimpin dunia tertarik dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang mampu menjadi pemersatu ratusan suku, bahasa dan keberagaman agama.

"Bahkan Barrack Obama (presiden Amerika Serikat) cemburu kepada negara Pancasila. Karena  di sana yang hanya ada dua warna kulit, dan warna lainnya saling menembak dan membunuh,"kata Uskup Agung Medan Monsignore (Mgr) Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional Ikatan Sarjana Katolik (Munas ISKA) 2017 di Catholic Center Medan, Jalan Mataram, Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (25/3)

Uskup Sinaga pun kembali mengingatkan kedatangan pemimpin umat Katolik se-dunia Sri Paus Johanes Paulus II, pada 8 - 12 Oktober 1989 ke Indonesia . Saat itu, Sri Paus menyinggahi Jakarta, Jogjakarta, Maumere (Flores), Dili (Timor-Timor) dan Medan.

"Paus Yohanes Paulus II saat berkunjung ke Indonesia, sangat mengagumi Pancasila dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, kemudian akan mencanangknya praktiknya di gereja Katolik di seluruh dunia. Prinsipnya bahwa kesatuan dan kebinnekaan adalah satu kesatuan, kebhinnekaan tidak boleh mematikan kesatuan, demikian juga kesatuan tidak boleh meniadakan kebhinnekaan," kata Uskup Sinaga

Uskup Sinaga pun menguraikan pengalamannya saat kuliah di Kanada. Kanada yang hanya memiliki dua suku dan berpenduduk belasan juta itu kata dia kerap dilanda konflik dan permusuhan sentimentil. Sementara di bumi Indonesia, 361 suku dan bahasa bisa rukun dan bersaudara.

"Karenanya, sesuai dengan Perintah Tuhan, agar Umat mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri," ujar Uskup Sinaga

Menurut Uskup Sinaga, Indonesia yang terdiri atas beragam suku bangsa dan bahasa menghadapi tantangan. Di antaranya, saat ini, banyak yang ingin mencoba mengubah prinsip dasar ideologi Pancasila.

"Kita telah menjadi saksi dari beberapa kekuatan yang hendak memecah belah bangsa dan mau ubah pancasila. Tetapi melalui pertemuan ISKA ini, kita hendaknya mengulangi dan menegaskan dasar negara kita pancasila," demikian Uskup Sinaga.[san]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA