"KPK bau-baunya melindungi Ahok (Gubernur Jakarta) dalam kasus Sumber Waras. Menolak hasil audit BPK, tampak sekali mereka (pimpinan) 'kagetan' dikasih jabatan di lembaga
lex specialis," ujar politisi senior, Rachmawati Soekarnoputri, Kamis (16/6).
Rachmawati mengatakan, gelagat tak baik dari pimpinan KPK sudah terendus tak lama setelah mereka dilantik oleh presiden. Misalnya, pernyataan akan menutup kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Sekarang makin terang indikasi bahwa KPK tidak independen dari kekuasaan.
"Ingat, baru dilantik sudah sesumbar BLBI akan tutup buku. Mega korupsi main 'peti es' saja, padahal rakyat dirugikan seumur hidup. Patut diduga mereka titipan penguasa bahkan koruptor," ungkap mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini.
Ia menganggap posisi KPK sudah menjadi "buah simalakama" bagi usaha pemberantasan korupsi. Makin ke sini, lembaga itu lebih terkesan cuma sebagai "pundi-pundi" bagi para aktivis anti korupsi seperti pernah diutarakan pakar hukum Romli Atmasasmita.
"KPK jadi buah simalakama. Kalau dibuang yang tertawa para koruptor, kalau dipelihara hanya jadi ajang transaksional koruptor maupun pemborosan keuangan negara," tutup Rachmawati.
[ald]
BERITA TERKAIT: