Demikian disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya kepada
RMOL, Kamis (9/10).
Ironisnya, kata Neta, sebagian besar korban adalah teman akrab dan teman main pelaku. Hanya karena persoalan sepele pelaku membunuh temannya. Seperti yang terjadi 5 Oktober 2014 di depan Pasar Modern, Perumahan Jakarta Garden City, Cakung, Jakarta Timur. Tiga pelajar, Rio Santoso (15), Ikhwan (16) dan M Febriyansah (14) membunuh temannya Chaerul (16) pelajar SMK Mercusuar dengan cara menggorok lehernya. Alasannya, ketiganya sakit hati karena korban memaki mereka.
Pendataan yang dilakukan IPW, dari enam kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur itu, empat kasus adalah pembunuhan sadis dan dua perampokan. Dari enam kasus kejahatan ini ada 12 anak yang terlibat sebagai pelaku. Bahkan anak usia 12 tahun, AP terlibat merampok rumah pengusaha Wevie Viyana di Pamulang, Tangerang.
Sementara anak usia 10 tahun, Sy menganiaya temannya Renggo Khadafi (10) hingga tewas pada 28 April 2014 di Jakarta Timur.
Akibat kejahatan anak ini, lnjut Neta, empat orang tewas dan dua luka. Tragisnya, dalam kejahatan anak ini, para pelaku bertindak seperti orang dewasa. Di Cisauk, Tangerang misalnya, dua anak di bawah umur menjadi geng sepesialis pencurian sepeda motor. Seorang di antaranya terpaksa ditembak polisi karena melawan saat hendak ditangkap. Sedangkan di Pamulang, dua anak di bawah umur menjadi sindikat sepesialis perampokan rumah mewah.
Neta menambahkan, Jakarta Timur menjadi daerah rawan kejahatan anak selama enam bulan terakhir, yakni ada tiga kasus. Tangerang dua kasus dan Bekasi satu kasus.
"Para orang tua, pihak sekolah, tokoh masyarakat maupun pemerintahan daerah perlu mencermati fenomena ini. Sebab kejahatan anak yang makin sadis dan brutal ini makin mengkhawatirkan," pungkasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: