Itu diungkapkan sendiri oleh Iwan saat ia menjawab pertanyaan dari terdakwa Hambalang, Anas Urbaningrum, di persidangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (29/8).
"Masih komunikasi. Suruh beliin pulsa Pak Nazaruddin," akunya.
"Berapa lama ada komunikasi setelah pergi?" lanjut tanya Anas.
"Dua mingguan sudah lose contact," jawab Iwan lagi.
Iwan saat itu enggan ikut dengan bosnya melarikan diri ke Singapura. Ia lebih memilih pulang ke kampung halaman.
"Di kampung saja Pak, lebih nyaman," ungkap Iwan menjawab Anas lagi.
Anas yang tak puas dengan jawaban itu bertanya lagi kepada Iwan, apakah selama bekerja dengan Nazar ia merasa kurang nyaman. Karena setahu Anas bekerja dengan Nazar mendapat gaji besar.
"Saya capek pak (kerja dengan Nazaruddin), cuma libur Minggu. Agak ini juga, galak. Orangnya agak temperamental, yang kadang bikin saya nggak betah," umbar Iwan.
Anas kemudian mencecar apakah Iwan pernah dikasari oleh Nazaruddin.
"Pernah minggat juga saya, pak. Saya ditendang sama Pak Nazar depan pintu rumah. Saya pulang kampung akhirnya. Aan (sopir Nazar) merayu untuk masuk lagi," kenangnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: