Salah satu pencapaian luar biasa AI di Korea Selatan adalah terciptanya "Zaein", seorang manusia virtual yang paling aktif di negara itu, yang dihasilkan oleh Pulse9, perusahaan AI yang berupaya untuk menciptakan karyawan sempurna.
Perusahaan tersebut dikabarkan telah berhasil menciptakan manusia digital untuk beberapa konglomerat terbesar Korea Selatan, termasuk Shinsegae, pemain besar di industri ritel, untuk memasarkan produknya.
Mengutip laporan
The Straits Times pada Senin (25/9), di Korea Selatan, manusia AI bahkan telah terdaftar sebagai mahasiswa universitas dan menjalani magang di perusahaan-perusahaan ternama. Mereka secara rutin juga tampil dalam siaran langsung televisi, membantu mempromosikan berbagai produk mulai dari makanan hingga tas mewah.
Meski demikian, Pulse9 melihat ini hanya sebagai awal dari era AI yang lebih besar lagi. Perusahaan itu kini sedang berusaha untuk mengembangkan teknologi yang dapat mengintegrasikan AI lebih dalam ke dalam kehidupan manusia.
"Kami sedang berupaya mengembangkan teknologi untuk memperluas penggunaan AI pada manusia," kata kepala eksekutif perusahaan tersebut, Park Ji-eun kepada
AFP.Studi bahkan meramalkan bahwa pasar global untuk teknologi serupa di negara tersebut akan mencapai nilai sebesar 527 miliar dolar atau senilai Rp 8,118 triliun pada 2030 mendatang.
Awalnya, permintaan akan manusia AI di Seoul dipicu oleh industri K-pop, di mana mereka ingin menciptakan konsep idola virtual yang tidak rentan terhadap skandal dan dapat bekerja tanpa henti untuk agensi musik terkemuka di negara itu.
Namun, Pulse9 saat ini tengah memperluas peran mereka di masyarakat untuk menunjukkan bahwa manusia virtual ini bukan sekadar idola fantasi tetapi bisa hidup berdampingan dengan manusia sebagai kolega dan teman.
Proses penciptaan wajah Zaein diketahui melibatkan analisis pembelajaran mendalam, sebuah metode AI yang memproses data wajah bintang K-pop selama dua dekade terakhir, hingga bantuan dari manusia asli.
Meskipun AI semakin canggih, Park percaya bahwa peran manusia nyata akan tetap diperlukan hingga teknologi AI yang benar-benar kuat dapat berdiri sendiri.
BERITA TERKAIT: