Dikutip dari Associated Press, Trump diperkirakan berangkat dari Washington, DC, pada Minggu sore, 12 Oktober 2025, atau Senin pagi waktu Indonesia.
Kunjungan ini terjadi di saat yang sangat sensitif, karena Israel dan Hamas baru mulai menerapkan tahap pertama dari perjanjian perdamaian yang disebut “Perjanjian Trump”. Kesepakatan itu dirancang untuk mengakhiri secara permanen perang yang pecah sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Trump menilai ada peluang kecil namun penting untuk membentuk kembali masa depan Timur Tengah dan memperbaiki hubungan yang telah lama tegang antara Israel dengan negara-negara Arab di sekitarnya. Menurutnya, keberhasilan ini didukung oleh langkah pemerintahannya yang memberikan dukungan penuh kepada Israel dalam menghancurkan kelompok proksi Iran, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
Gedung Putih menyebutkan, momentum perdamaian semakin kuat karena banyak negara Arab dan Muslim kini menunjukkan komitmen baru untuk mencari solusi atas konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung puluhan tahun, bahkan sebagian mulai mempererat hubungan dengan Amerika Serikat.
“Saya yakin Anda akan meraih kesuksesan luar biasa dan Gaza akan dibangun kembali,” kata Trump pada Jumat.
“Di kawasan itu ada negara-negara sangat kaya. Hanya dibutuhkan sebagian kecil dari kekayaan mereka untuk membangun Gaza kembali, dan saya pikir mereka ingin melakukannya,” ujarnya.
BERITA TERKAIT: