Awan mendung yang tebal membuat perusahaan memutuskan mengubah jadwal peluncuran menjadi gladi resik.
Roket raksasa setinggi lebih dari 120 meter tersebut sejatinya sudah diisi jutaan pon propelan dan siap diluncurkan dari fasilitas Starbase SpaceX.
Namun sekitar pukul 20.00 waktu setempat, peluncuran dibatalkan karena prakiraan cuaca menunjukkan kondisi akan tetap tidak kondusif. SpaceX berencana mencoba kembali pada Selasa, 26 Agustus 2025, pukul 19.30 waktu setempat.
“Kami mengubah operasi hari ini menjadi latihan penuh. Dengan cuaca seperti ini, lebih aman menunda peluncuran dan memastikan semua sistem berjalan dengan baik,” kata Elon Musk dalam siaran langsung SpaceX, seperti dikutip dari
Reuters.
Penundaan ini datang sehari setelah kebocoran oksigen cair di landasan peluncuran juga menggagalkan upaya peluncuran.
Musk mengakui bahwa pengembangan Starship memang sarat dengan tantangan teknis.
“Dalam enam atau tujuh tahun ke depan, akan ada hari-hari di mana Starship bisa meluncur lebih dari 24 kali dalam 24 jam,” ujar Musk melalui platform X.
Program roket generasi berikutnya SpaceX sangat penting bagi rencana jangka panjang Musk mengirim manusia ke Mars dan bagi NASA yang menargetkan Starship dipakai pada misi pendaratan berawak ke Bulan paling cepat pada 2027.
Namun, sepanjang tahun ini Starship beberapa kali mengalami kegagalan dalam uji terbang, termasuk dua kegagalan di fase awal penerbangan, satu kegagalan di luar angkasa pada uji kesembilan, serta ledakan besar di lokasi uji coba pada Juni lalu.
Meski begitu, SpaceX tetap mempercepat produksi prototipe baru untuk memperbaiki desain roket.
BERITA TERKAIT: