Dalam sebuah wawancara dengan podcast asal Inggris Triggernometry, Netanyahu ditanya apakah Israel berisiko kehilangan dukungan dari pemerintah-pemerintah Barat ketika generasi Z (kelahiran sekitar 1997 hingga 2012) kelak memegang kekuasaan.
“Kalau Anda mengatakan bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk meraih dukungan Generasi Z dan masyarakat Barat secara umum, ya, memang begitu,” kata Netanyahu, seperti dimuat
AFP, Kamis, 21 Agustus 2025.
Pernyataan ini muncul di tengah semakin maraknya aksi protes di berbagai ibu kota dunia Barat, yang sebagian besar diikuti oleh kalangan muda.
Demonstrasi tersebut menentang agresi militer Israel di Gaza.
Sebuah survei terbaru Gallup juga menunjukkan hanya 6 persen anak muda Amerika berusia 18-34 tahun yang memiliki pandangan positif terhadap Netanyahu, dan hanya 9 persen yang menyetujui operasi militer Israel di Gaza.
Meski demikian, Netanyahu menilai penolakan tersebut bukan semata-mata terhadap Israel, melainkan bagian dari kampanye yang lebih luas menentang Barat.
Ia bahkan mengulang klaimnya tentang adanya plot terorganisir melawan Israel dan dunia Barat, meski tidak menyebut siapa yang berada di baliknya.
Di sisi lain, Netanyahu memuji dukungan kuat dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.
"Saya kira kita sangat beruntung memiliki seorang pemimpin di Amerika Serikat yang tidak bertindak seperti para pemimpin Eropa, yang tidak tunduk pada hal-hal semacam ini," ujarnya.
Sejumlah negara Eropa, termasuk Prancis dan Inggris, sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk mengakui negara Palestina, sebuah langkah yang kerap dipandang Israel sebagai ancaman diplomatik.
BERITA TERKAIT: