Andalkan Senjata China, Pakistan Bakal Naikkan Anggaran Militer 17 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 11 Juni 2025, 08:12 WIB
Andalkan Senjata China, Pakistan Bakal Naikkan Anggaran Militer 17 Persen
Beendera Pakistan/Net
rmol news logo Pakistan berencana menaikkan anggaran pertahanannya sebesar 17 persen, hanya sebulan setelah terjadi bentrokan bersenjata dengan India.

Dikutip dari Bloomberg, Rabu 11 Juni 2025, berdasarkan dokumen resmi dari Kementerian Keuangan Pakistan yang dirilis Selasa, pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Shehbaz Sharif akan mengalokasikan dana sebesar 2,55 triliun Rupee (sekitar Rp9 triliun) untuk pertahanan di tahun anggaran mendatang. Jumlah ini naik dari 2,18 triliun Rupee yang dianggarkan tahun ini.

Pengeluaran ini akan menjadi yang terbesar kedua setelah pembayaran bunga utang negara. Pemerintah Sharif saat ini sedang berusaha menekan anggaran negara untuk bisa memenuhi syarat program pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Kenaikan anggaran ini terjadi setelah bentrokan bersenjata selama empat hari antara Pakistan dan India bulan lalu. Bentrokan ini disebut sebagai yang paling parah dalam beberapa dekade terakhir. Kedua negara saling menyerang menggunakan drone dan rudal.

Aksi kekerasan tersebut dipicu oleh serangan bersenjata pada April lalu di wilayah Jammu dan Kashmir, India, yang menewaskan 26 warga sipil. India menyalahkan Pakistan atas serangan itu, namun Pakistan membantah tuduhan tersebut.

Dalam konflik tersebut, Pakistan memuji kehebatan jet tempur J-10C buatan China yang diklaim berhasil menembak jatuh enam pesawat tempur India, termasuk tiga jet Rafale buatan Prancis. Ini memicu perhatian baru terhadap kualitas senjata China, yang sebelumnya dianggap lebih rendah dari senjata buatan Barat. India sendiri hanya mengakui kehilangan sejumlah jet tempur, tanpa menyebut jumlah pastinya.

Minggu lalu, Pakistan mengatakan bahwa China telah menawarkan penjualan 40 jet tempur siluman J-35 generasi kelima, pesawat peringatan dini KJ-500, serta sistem pertahanan rudal balistik HQ-19.

Kabar ini membuat saham produsen J-35, AVIC Shenyang asal China, naik 10 persen di bursa saham Shanghai pada hari Senin, dan memicu kenaikan saham perusahaan pertahanan lainnya.

Sebagian besar senjata Pakistan memang berasal dari China. Dari tahun 2019–2023, sekitar 82 persen impor senjata Pakistan berasal dari China, meningkat dari 51 persen pada periode 2009–2012.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA