Akibatnya, 15 warga sipil mengalami luka-luka, termasuk dua di antaranya dalam kondisi serius, menurut pernyataan militer Seoul pada Kamis, 6 Maret 2025.
Menurut Angkatan Udara Korea Selatan, insiden ini terjadi sekitar pukul 10.07 pagi waktu setempat ssar delapan bom serbaguna MK-82 dijatuhkan secara tidak wajar dari dua jet tempur dan mendarat di luar area tembak yang telah ditentukan.
Ledakan menghancurkan dua bangunan tempat tinggal, bagian dari sebuah gereja, serta sebuah truk.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan kesalahan berasal dari seorang pilot yang memasukkan koordinat target secara keliru.
Sebuah foto yang beredar di media lokal memperlihatkan asap tebal membubung dari lokasi kejadian, sementara tim pemadam kebakaran dan kepolisian dikerahkan untuk menutup area terdampak.
Wali Kota Pocheon, Baek Young-hyun, menggambarkan situasi di lokasi kejadian sangat kacau, menyerupai medan perang. Ia juga meminta agar latihan militer segera dihentikan.
"Saya menuntut penangguhan segera semua pelatihan militer mulai saat ini hingga langkah-langkah yang dapat diterima warga Pocheon diberlakukan," kata Baek dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dimuat
Reuters.
Pesawat tempur yang terlibat dalam insiden ini sedang berpartisipasi dalam latihan gabungan dengan Angkatan Darat Korea Selatan dan militer AS dalam rangka latihan tahunan Freedom Shield.
Latihan ini dijadwalkan berlangsung dari 10 hingga 20 Maret untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara.
Angkatan Udara Korea Selatan telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab insiden dan memastikan kompensasi bagi warga terdampak.
"Kami meminta maaf karena pelepasan bom yang tidak normal telah menyebabkan kerusakan sipil," ujar seorang pejabat Angkatan Udara, seraya berharap para korban dapat segera pulih.
Latihan militer Freedom Shield sering kali memicu ketegangan dengan Korea Utara, yang menilai latihan tersebut sebagai provokasi.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebelumnya menuduh AS dan Korea Selatan meningkatkan ketegangan melalui latihan gabungan mereka.
Tahun lalu, Korea Utara bahkan merespons dengan uji coba rudal balistik setelah AS mengerahkan pembom strategis dalam latihan militer bersama Korea Selatan.
Pihak berwenang Korea Selatan saat ini masih menyelidiki insiden tersebut dan tidak menutup kemungkinan adanya dampak lebih lanjut.
Pemerintah berjanji untuk bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi serta mengevaluasi prosedur keamanan dalam latihan militer mendatang.
BERITA TERKAIT: