Baru-baru ini Trump menerapkan kenaikan tarif impor untuk Meksiko dan Kanada hingga 25 persen. Juga Tiongkok yang sudah menghadapi tarif kini dikenakan bea tambahan sebesar 10 persen atas barang-barangnya.
Trump dalam pernyataannya kepada awak media juga mengaku akan menjadikan UE target penerapan tarif berikutnya.
Merespons hal tersebut, UE bersikeras akan membalas dengan tegas jika Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif pada produk-produk Eropa.
"UE akan menanggapi dengan tegas setiap mitra dagang yang secara tidak adil atau sewenang-wenang mengenakan tarif pada barang-barang UE," tegas juru bicara Komisi UE seperti dimuat
AFP pada Senin, 3 Februari 2025.
Jubir menegaskan bahwa keputusan AS akan menciptakan gangguan ekonomi dan merugikan semua pihak.
"Uni Eropa menyesalkan keputusan AS untuk mengenakan tarif pada Kanada, Meksiko, dan Tiongkok. Tarif menciptakan gangguan ekonomi yang tidak perlu dan mendorong inflasi. Tarif merugikan semua pihak," kata dia.
Sejak pemerintahan Trump pertama pada 2018, Eropa telah bersiap menghadapi potensi konflik dagang. Saat itu, Trump mengenakan tarif pada baja dan aluminium dari Eropa, yang langsung dibalas oleh Uni Eropa dengan bea masuk yang lebih tinggi.
Kini, para pejabat UE menegaskan bahwa mereka bersatu dan memiliki strategi untuk menghadapi kebijakan Trump.
Namun, beberapa pihak mengkhawatirkan potensi perpecahan di dalam blok, terutama dari negara-negara dengan kepentingan dagang besar seperti Jerman dan Italia.
Jerman, sebagai ekonomi terbesar UE yang sedang menghadapi tantangan domestik, disebut-sebut kurang nyaman dengan eskalasi tarif. Sementara itu, Italia mencoba mengambil peran sebagai mediator dalam ketegangan ini.
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menegaskan bahwa perang tarif hanya akan merugikan semua pihak.
"Perang tarif tidak membantu siapa pun," tulis Tajani dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa Italia memiliki strategi untuk melindungi perusahaan-perusahaannya serta berupaya menjadi penengah antara Uni Eropa dan AS.
Brussels masih berharap bisa menghindari konflik dengan Trump. Salah satu strategi yang tengah dipertimbangkan adalah meningkatkan impor gas alam cair (LNG) dari AS.
Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengajukan ide ini pada November lalu, dengan harapan bisa meredam ketegangan.
Langkah ini dianggap sebagai win win solution bagi kedua belah pihak: Uni Eropa dapat mengurangi ketergantungan pada energi Rusia, sementara AS mendapat pasar ekspor baru.
Trump sendiri telah lama menuntut Uni Eropa untuk membeli lebih banyak minyak dan gas AS, serta mengeluh bahwa blok tersebut kurang mengimpor mobil dan produk pertanian Amerika.
Para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan bertemu di Brussels pada hari ini untuk membahas ancaman tarif dari Trump.
Meskipun agenda utama pertemuan ini adalah isu pertahanan, kebijakan dagang AS diperkirakan akan menjadi topik penting.
Ketegangan ini juga memicu kekhawatiran di Eropa terkait peran AS dalam NATO. Jika hubungan dagang memburuk, beberapa pihak khawatir bahwa Trump dapat mengancam keterlibatan Washington dalam aliansi pertahanan transatlantik tersebut.
BERITA TERKAIT: