Gencatan senjata awal selama enam minggu dilakukan dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza.
Kemudian para sandera yang ditawan oleh Hamas akan dibebaskan sebagai ganti tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Pada konferensi pers di Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan gencatan senjata akan berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025.
"Para negosiator bekerja sama dengan Israel dan Hamas untuk mengambil langkah-langkah dalam melaksanakan kesepakatan tersebut," ujar PM Qatar, seperti dimuat
Reuters pada Rabu malam, 15 Januari 2025.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyambut baik kesepakatan tersebut sebagai jalan mengakhiri kekacauan di Gaza dan kembalinya para sandera Israel
"Kesepakatan ini akan menghentikan pertempuran di Gaza, meningkatkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka setelah lebih dari 15 bulan ditawan," kata Biden.
Meskipun ada kemajuan pada upaya negosiasi, tetapi penduduk mengatakan serangan udara Israel terus berlanjut pada Rabu malam, 15 Januari 2024 di Gaza, tempat lebih dari 46.000 orang tewas dalam konflik tersebut.
"Serangan di Kota Gaza dan Gaza utara menewaskan sedikitnya 32 orang," kata petugas medis Gaza dan sebuah pernyataan.
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan perundingan tersebut mengatakan para mediator berusaha membuat kedua belah pihak menghentikan permusuhan sebelum gencatan senjata dimulai pada akhir pekan ini.
Warga Palestina menanggapi berita tentang kesepakatan tersebut dengan merayakan di jalan-jalan Gaza, tempat mereka menghadapi krisis kekurangan makanan, air, tempat tinggal, dan bahan bakar yang parah.
Di Khan Younis, kerumunan orang memadati jalan-jalan di tengah suara klakson saat mereka bersorak, melambaikan bendera Palestina, dan menari.
"Saya bahagia. Ya, saya menangis, tetapi itu adalah air mata kebahagiaan," kata Ghada, seorang ibu lima anak yang mengungsi.
Di Tel Aviv, keluarga sandera Israel dan teman-teman mereka bersukacita mendengar berita tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka merasakan kegembiraan dan kelegaan yang luar biasa (tentang) kesepakatan untuk membawa pulang orang-orang yang kami cintai.
Menurut pejabat lokal, proposal gencatan senjata itu tidak akan resmi sampai disetujui oleh kabinet keamanan dan pemerintah Israel. Sementara pemungutan suara untuk kesepakatan tersebut baru dijadwalkan pada hari Kamis, 16 Januari 2025.
Kesepakatan itu diharapkan akan disetujui meskipun ada tentangan dari beberapa garis keras dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu termasuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang mengulangi kecamannya terhadap perjanjian tersebut pada hari Rabu.
Netanyahu menelepon Biden dan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk mengucapkan terima kasih dan mengatakan dia akan segera mengunjungi Washington.
Dalam sebuah pernyataan media sosial yang mengumumkan gencatan senjata, Hamas menyebut kesepakatan itu sebagai sebuah pencapaian dan titik balik bagi rakyat Palestina.
BERITA TERKAIT: