Aksi kelompok oposisi ini untuk menolak pelantikan Nicolás Maduro Moros sebagai presiden Republik Bolivarian Venezuela setelah memenangkan pemilu bulan Juli 2024.
Akun media sosial kelompok oposisi, Comando Con Venezuela, mengatakan Machado sempat ditangkap di tengah aksi.
“María Corina Machado dicegat dengan kasar saat meninggalkan pertemuan di Chacao,” tulis kelompok oposisi, seperti dimuat
Al Jazeera.
Namun sekitar satu jam kemudian, sebuah video berdurasi 20 detik menjadi bukti bahwa Machado bebas berkeliaran muncul di internet.
Para pendukung Machado kemudian mengklaim bahwa video tersebut dibuat secara paksa dan setelah merekamnya, pemimpin oposisi itu akhirnya dibebaskan.
Pemerintah Maduro segera mengecam insiden itu sebagai upaya untuk merusak reputasi pemerintahan.
“Taktik mengalihkan perhatian media bukanlah hal baru, jadi tidak seorang pun perlu terkejut. tidak demikian halnya dengan kaum fasis yang merupakan arsitek penipuan," kata Menteri Informasi Freddy Nanez di platform media sosial Telegram setelah laporan penangkapan Machado muncul.
Maduro yang kini berusia 62 tahun dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden Juli lalu.
Kelompok oposisi dan sejumlah negara yang selama ini berseberangan dengan Venezuela menolak kemenangan itu dan menyebutnya sebagai hasil kecurangan. Menurut mereka, pemilihan presiden dimenangkan kandidat dari kubu oposisi Edmundo González.
Bulan September lalu González melarikan diri dari Venezuela dan tinggal di Spanyol. Beberapa waktu belakangan ini dia melakukan perjalanan keliling Amerika untuk menggalang dukungan internasional.
Pemerintah Maduro telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya, menawarkan hadiah sebesar 100 ribu dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penahanannya.
Adapun Machado, yang digantikan González dalam pemilihan setelah dilarang mencalonkan diri, juga ikut menyembunyikan diri, dan baru muncul di hadapan publik sehari sebelum pelantikan Maduro.
Pemerintah Maduro telah mengerahkan ribuan petugas polisi untuk mengamankan gedung Majelis Nasional yang akan digunakan sebagai tempat pelantikan.
Pihak oposisi mendesak para pendukungnya untuk berbondong-bondong turun ke jalan dalam upaya menggagalkan upacara tersebut.
Maduro dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden oleh Dewan Pemilihan Nasional (CNE).
Awal bulan ini di Washington, González bertemu dengan Presiden AS Joe Biden, yang mengatakan bahwa Venezuela layak mendapatkan pengalihan kekuasaan secara damai.
Di Panama, González menyimpan ribuan hasil penghitungan suara yang dikumpulkan pihak oposisi di bank negara itu untuk disimpan dengan aman.
BERITA TERKAIT: